Indonesian Journal of Geospatial https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog <img src="/public/site/images/budini/Cover_IJOG.jpg" alt="" width="629" height="263" /><div align="justify";>The Indonesian of Journal of Geospatial is a scholarly periodical publishing original papers in the field of geospatial and related interdisciplinary sciences. This Journal is continuation of Jurnal Surveying and Geodesy.</p><p>It presents peer-reviewed papers on theoretical or modeling studies, and on results of experiments and interpretations. The journal covers the whole range of spatial science and reports on theoretical and applied studies in research areas such as information system; positioning; reference frame; geodeyic networks; modeling and quality control; space geodesy; remote sensing; gravity fields, land use/ land cover, hydrography and geodynamics</div> id-ID irwan.meilano@gmail.com (Dr. Irwan Meilano, ST., M.Sc) dini.permatasari@gmail.com (Dini Permatasari) Thu, 31 Jan 2019 00:00:00 +0700 OJS 3.2.1.0 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Ketelitian Posisi Pengamatan GNSS Metode Precise Point Positioning dan Metode Penentuan Posisi Relatif https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10250 <span class="fontstyle0">Precise Point Positioning </span><span class="fontstyle2">(PPP) adalah metode penentuan posisi<br />menggunakan GNSS yang merupakan pengembangan dari metode penentuan<br />posisi absolut. Penentuan posisi menggunakan GNSS yang sering digunakan<br />untuk memperoleh posisi teliti adalah metode penentuan posisi relatif. Metode<br />relatif sangat bergantung pada titik referensi. Hal tersebut menyebabkan metode<br />PPP dapat menjadi alternatif karena hanya membutuhkan satu </span><span class="fontstyle0">receiver </span><span class="fontstyle2">tanpa ada<br />keterkaitan dengan titik referensi. Maka dari itu, studi ini dimaksudkan untuk<br />mengetahui seberapa jauh ketelitian metode PPP terhadap metode relatif yang<br />dianggap teliti. Pengamatan dilakukan pada dua buah titik dengan jarak kira-kira<br />8.5 km. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, PPP dapat mendekati ketelitian<br />metode relatif dengan pengamatan minimal selama 6 jam dan menggunakan data<br />orbit teliti IGS Final.</span> <br /><br /> Rasyad Al Azis, H. F. Suhandri, Dudy Darmawan Wijaya Hak Cipta (c) https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10250 Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 +0700 Identifikasi Mekanisme Sesar di Bagian Timur Pulau Jawa dengan Menggunakan Data GNSS Kontinyu 2010-2016 https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10251 <span class="fontstyle0">Pulau Jawa terletak tepat di utara zona subduksi jawa yang merupakan<br />zona pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Sunda. Beberapa<br />Sesar terbentuk di Pulau Jawa mengakomodasi stress yang dihasilkan oleh<br />subduksi jawa yang berada di selatan Pulau Jawa. Studi deformasi dengan<br />menggunakan data GNSS telah dilakukan untuk mengestimasi laju geser dari<br />sesar-sesar utama di Pulau Jawa. Koulali dkk (2016) mengestimasi laju geser<br />untuk Sesar Baribis dan Sesar Kendeng sebesar 2.3 "“ 5.6 mm/tahun dan<br />dinyatakan sebagai sesar-sesar aktif. Pada studi ini, 15 data GNSS kontinyu dari<br />tahun 2010 hingga 2016 di bagian timur Pulau Jawa digunakan untuk<br />mengidentifikasi mekanisme sesar yang berada di wilayah ini meliputi Sesar<br />Kendeng dan ekstensinya. Data fase GPS dari setiap stasiun GNSS diolah<br />dengan menggunakan GAMIT/GLOBK 10.6 untuk mendapatkan koordinat di<br />dalam sistem koordinat kartesian 3D di dalam kerangka referensi International<br />Terrestrial Reference Frame 2008 (ITRF2008). Sebanyak 15 vektor kecepatan<br />GNSS digunakan untuk menghitung strain rate dan laju geser untuk setiap<br />segmen sesar yang dilalui oleh 3 profil. Ketiga profil tersebut menunjukkan<br />adanya kompresi sebagai akomodasi stress dari subduksi Jawa dan laju geser<br />untuk segmen barat Sesar Kendeng, segmen timur Sesar Kendeng, dan<br />ekstensinya sebesar 1.93 mm/tahun, 0.90 mm/tahun, dan 0.60 mm/tahun secara<br />berurutan dengan mekanisme sesar mengiri. Mekanisme yang sama yang terjadi<br />pada ekstensi Sesar Kendeng menunjukkan adanya potensi sumber gempa yang<br />baru di sekitar Selat Madura. Hal ini merupakan informasi penting untuk<br />mengidentifikasi potensi sumber gempa dari Sesar Kendeng dan ekstensinya<br />mengingat zona dari sesar aktif ini merupakan zona yang berpenduduk cukup<br />padat.</span> Henri Kuncoro, Monica Maharani Hak Cipta (c) https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10251 Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 +0700 Kajian Standar Penilaian Kelayakan Pelabuhan Makassar Dalam Mendukung Konsep Tol Laut https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10252 <span class="fontstyle0">Konsep Tol Laut merupakan langkah awal Pemerintah Indonesia saat ini<br />dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. Salah satu yang menjadi bagian penting dalam terlaksananya Konsep Tol Laut ini adalah kelayakan pelabuhan dalam menunjang Konsep ini. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kesiapan atau kelayakan pelabuhan dalam mendukung Konsep Tol Laut tersebut, dengan studi kasus Pelabuhan Makassar. Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literatur untuk menentukan parameter kelayakan, pengumpulan data yang dibutuhkan berupa : data induk pelabuhan, peta laut, data fisik kapal, dan Daftar Suar Indonesia (DSI), serta analisis kondisi pelabuhan menggunakan metode komparasi. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah lokasi pelabuhan, alur pelayaran, dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP). Kondisi ideal untuk setiap parameter akan ditentukan untuk mendukung konsep Tol Laut, yang kemudian akan dibandingkan dengan kondisi Pelabuhan Makassar saat ini. Hasil yang diperoleh dari studi ini menyimpulkan bahwa Pelabuhan Makassar layak berdasarkan parameter lokasi dan SNBP, namun berdasarkan parameter alur pelayaran dinilai belum layak karena kondisi kedalaman yang masih belum memenuhi persyaratan.</span> <br /><br /> Eka Djunarsjah, Dwi Wisayantono, Andi Putra Parlindungan Hak Cipta (c) https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10252 Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 +0700 Penyediaan Peta Daerah Konflik untuk Manajemen Konflik Pertanahan dengan UAV https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10253 <span class="fontstyle0">Tingkat penyelesaian kasus sengketa konflik masalah pertanahan di<br />Indonesia masih kurang dari 50%. Kendala terbesar adalah gesekan dengan<br />masyarakat yang menguasai tanah yang menjadi objek sengketa dan konflik.<br />Dengan perkembangan teknologi pemetaan yang ada, pemetaan daerah konflik<br />dapat dilakukan tanpa secara langsung datang ke lokasi dan tanpa secara<br />langsung berhadapan dengan masyarakat. Salah satu teknologi pemetaan yang<br />mampu memiliki akses untuk dapat memetakan daerah konflik tanpa secara<br />langsung datang ke lokasi dan tanpa secara langsung berhadapan dengan<br />masyarakat adalah Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dengan metode<br />fotogrametri berbiaya rendah/low cost photogrammetry dan menggunakan<br />wahana pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Kelebihan<br />metode UAV ini, dapat digunakan pada topografi dengan resiko tinggi dan<br />aksessibilitas yang sulit, sehingga merupakan suatu solusi pemetaan di daerah<br />konflik. Untuk manajemen konflik pertanahan, tidak hanya peralatan saja yang<br />akan digunakan, akan tetapi perlu diperhatikan pula mengenai metode dan teknik<br />pemetaan serta pendekatan karakter sosial budaya masyarakat untuk<br />menyelesaikan konflik, bukan sebagai pemicu tumbuhnya masalah lain.</span> <br /><br /> Alfita Puspa Handayani, Asep Yusup Saptari, Rizqi Abdulharis, S. Hendriatiningsih, Andri Hernandi1 Hak Cipta (c) https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10253 Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 +0700 Pemanfaatan Citra Landsat 8 OLI untuk Identifikasi Lahan Pertanian Tercemar Limah B3 dengan Metode Analisis Spektral Campuran https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10254 <span class="fontstyle0">Karawang merupakan kota dengan lahan pertanian mencapai 94.311<br />Ha. Daerah pertanian pada kawasan Karawang ini terletak di sekitar wilayah<br />industri. Sehingga lahan pertanian di Karawang memiliki potensi untuk tercemar<br />limbah B3. Maka dari itu, perlu adanya penelitian tentang identifikasi lahan<br />pertanian tercemar limbah B3 agar dapat dilakukan pencegahan lebih lanjut.<br />Pada penelitian ini, diperlukan metode yang cepat dan efisien dalam identifikasi<br />lahan pertanian yang luas. Metode pengindraan jauh memiliki kemampuan untuk<br />mengidentifikasi lahan pertanian tercemar limbah B3 dengan cepat dan areal<br />yang luas. Pada penelitian ini digunakan citra Landsat 8 OLI, serta data<br />pengamatan lapangan dengan alat spektrometer. Teknologi pengindraan jauh<br />yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Spektral Campuran<br />(ASC). ASC adalah suatu metode analisis yang menggunakan kombinasi<br />algoritma tertentu dengan menggunakan nilai dari endmember pada spectral<br />library. Hal tersebut dilakukan untuk mengindentifikasi suatu objek yang<br />diidikasikan memiliki piksel campuran. Daerah studi pada penelitian ini adalah<br />lahan pertanian pada Kecamatan Telukjambe Kabupaten Karawang, Jawa Barat.<br />Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 7.,4 ha atau 0.,44% lahan<br />pertanian di Kecamatan Telukjambe tercemar limbah.</span> <br /><br /> Ganny Indrajid, Dewi Kania Sari Hak Cipta (c) https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10254 Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 +0700 Analisis Pengaruh Jumlah dan Sebaran Ground Control Point (GCP) dalam Proses Ortorektifikasi Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10255 <span class="fontstyle0">Penggunaan citra satelit resolusi tinggi (CSRT), tidak terlepas dari<br />proses ortorektifikasi. Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai instansi yang<br />ditunjuk oleh pemerintah sebagai penanggung jawab penyediaan informasi<br />geospasial dasar sesuai dengan UU Informasi Geospasial nomor 4 Tahun 2011<br />memanfaatkan Citra Setelit Resolusi Tinggi (CSRT) untuk keperluan pembuatan<br />peta skala 1:5.000. Proses ortorektifikasi melibatkan CSRT, ground control point<br />(GCP) dan model elevasi digital (MED). Banyaknya proses ortorektifikasi yang<br />telah dilakukan dengan simulasi jumlah dan sebaran GCP namun tidak<br />memberikan kepastian besaran pengaruhnya, mendorong perlunya dilakukan<br />penelitian dan analisis lebih lanjut mengenai pengaruh jumlah dan sebaran GCP<br />pada hasil ortorektifikasi CSRT. Pengolahan data yang dilakukan adalah proses<br />ortorektifikasi citra dengan 7 (tujuh) kali menerapkan simulasi sebaran dan<br />jumlah GCP yang berbeda-beda, yaitu 5;9;12;22;32;42;dan 50 buah.<br />Pengurangan GCP dilakukan dengan memperhatikan geometri sebaran GCP agar<br />tetap mempertahankan sebaran yang merata, meskipun jumlahnya semakin<br />sedikit. Hasil analisis menunjukkan penambahan jumlah GCP sebanyak 45 GCP<br />dari 5 GCP menjadi 50 GCP ternyata tidak memberikan pengaruh yang besar<br />terhadap keelitian hasil ortomosaik citra. Kenaikan ketelitian hasil ortomosaik<br />citra yang diperoleh dari penambahan titik sejumlah 50 hanya sebesar 0,2 meter<br />saja.</span> <br /><br /> Monica Maharani, Henri Kuncoro Hak Cipta (c) https://journals.itb.ac.id/index.php/ijog/article/view/10255 Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 +0700