PENGARUH BEBERAPA MINUMAN SUPLEMEN BERENERGI TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN LAKTAT DARAH MENCIT SWISS WEBSTER BETINA SETELAH BERENANG SELAMA 30 MENIT
DOI:
https://doi.org/10.5614/jskk.2016.1.2.6Keywords:
Minuman suplemen berenergi, kadar glukosa darah, kadar laktat darah, uji berenang paksa (forced swimming test)Abstract
Latar belakang dan tujuan : Saat ini minuman suplemen berenergi banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam berolahraga. Pada penelitian ini dilakukan uji berenang paksa (forced swimming test) terhadap mencit Swiss Webster betina untuk melihat pengaruh beberapa jenis minuman suplemen berenergi terhadap kadar glukosa dan laktat darah mencit. Metode : Penelitian dilakukan terhadap 5 kelompok mencit, yaitu: kontrol (diberikan air putih), kafein (diberikan kafein murni), minuman A (diberikan minuman suplemen yang mengandung kafein), minuman B (diberikan minuman suplemen yang mengandung mineral), dan minuman C (diberikan minuman suplemen yang mengandung taurin dan ginseng). Uji berenang paksa (forced swimming test) dilakukan menggunakan akuarium dengan ukuran 30 x 30 x 40 cm dan diisi air dengan kedalaman 30 cm. Kadar glukosa dan laktat darah diukur dengan menggunakan alat Accutrend Plus. Pengambilan darah dilakukan 1 jam setelah mencit diberikan perlakuan (kafein atau minuman uji) untuk diukur kadar glukosa darah dan 30 menit setelah mencit dipaksa berenang untuk diukur kadar glukosa dan laktat darah. Hasil : Kelompok kafein dan minuman C memberikan perubahan kadar glukosa darah secara bermakna (p<0,05) dibandingkan terhadap kontrol 1 jam setelah mencit diberikan perlakuan. Persentase perubahan kadar glukosa darah dari kelompok kontrol, kafein, minuman A, minuman B, dan minuman C, 1 jam setelah mencit diberikan perlakuan berturut-turut adalah 8,23%, -15,1%, 7,34%, -0,19%, dan -16,18%. Selanjutnya, hanya pada kelompok kafein yang memberikan perubahan kadar glukosa darah secara bermakna (p<0,05) dibandingkan terhadap kontrol 30 menit setelah mencit dipaksa berenang. Persentase perubahan kadar glukosa darah kelompok kontrol, kafein, minuman A, minuman B, dan minuman C, 30 menit setelah mencit dipaksa berenang berturut-turut adalah -9,85%, - 25,48%, -13,11%, -9,56%, dan -12,91%. Sementara itu, kelompok kafein, minuman A, dan minuman B memberikan perubahan kadar laktat darah secara bermakna (p<0,05) dibandingkan terhadap kontrol 30 menit setelah mencit dipaksa berenang. Persentase perubahan kadar laktat darah kelompok kontrol, kafein, minuman A, minuman B, dan minuman C, 30 menit setelah mencit dipaksa berenang berturut-turut adalah -4,61%, 16,84%, 23,4%, 2,92%, dan 21,88%. Kesimpulan :Peningkatan aktivitas oleh pengaruh berbagai minuman uji menghasilkan peningkatan kelelahan yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar laktat darah yang cukup tinggi setelah beraktivitas (berenang selama 30 menit). Efek peningkatan aktivitas ini nampak pada peningkatan aktivitas berenang pada minuman uji, terutama pada minuman C.References
Almatsier, S., 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka, Jakarta, 248-257.
Astrand, P. O. dan K. Rodahl, 1986, Textbook of Work Physiology, 3rd edition, McGraw Hill Book Company, New York, 234-253.
Babu, K. M., R. J. Church, dan W. Lewander, 2008, Energy Drinks: The New Eye-Opener for Adolescents, Clinical Pediatric Emergency Medicine.
Benardot, D., 2006, Advanced Sports Nutrition, Human Kinetics, Champaign, IL.
Bichler, A., A. Swenson, dan M. A. Harris, 2006. A combination of caffeine and taurine has no effect on short term memory but induces changes in heart rate and mean arterial blood pressure. Amino Acids, 31: 471-476
Bowers, R.W. dan Fox EL, 1992, Sport Physiology, Wm. C. Brown Publishiners, New York, 185-218.
Boyle, M. dan V. D. Castillo, 2006, Monster on The Loose, Fortune, 154: 116-122.
Brooks, G. A. dan T. D. Fahey, 1985, Exercise Physiology, 1st edition, McMillan Publishing Company, New York, 146-165.
Djojodibroto, 2001, Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan, General Medical Check Up, Pustaka Populer Obor, Jakarta, 86-108.
Francaux, M., P. Jacqmin, dan X. Sturbois, 1994, Effect of Training on Lactate Clearance, in Workshop Report Accusport, 52-56.
Griwijoyo, 2002, Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga Untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi, PT Gramedia
Pustaka, Jakarta, 16-17.
Heck, H., A. Mader, R. Muler, dan W. Hollmann, 1985, Justification of The 4-mmol/L Lactate Threshold, Int. J. Sports Med., 6: 117-130.
Jeukendrup, A. dan M. Gleeson, 2004, Sport Nutrition: An Introduction to Energy Production and Performance, Human Kinetics, Champaign, IL.
Kindermann, W., G. Simon, dan J. Keul, 1979, The Significance of The Aerobik-Anaerobik Transition For The Determination of Work Load Intensities During Endurance Training, European J. Appl. Physiology, 42: 25-34.
Mattner, U., 1988, Lactate In Sports Medicine, Boehringer Mannheim GmbH, The Diagnostics Division.
McArdle W. D., 1986, Energy Physiology: Energy Nutrition and Human Performance, 2nd edition, Lea & Fabiger, Philadephia, 80-125, 234-304.
Suhardjo, 1992, Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 38-76
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium. Copyrights of all materials published in JSKK: Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan are freely available without charge to users or / institution. Users are allowed to read, download, copy, distribute, search, or link to full-text articles in this journal without asking by giving appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. All of the remix, transform, or build upon the material must distribute the contributions under the same license as the original.







