https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/issue/feedWarta Pariwisata2022-12-30T00:00:00+07:00Alhilal Furqona.furqan@sappk.itb.ac.idOpen Journal Systems<div id="focusAndScope"> <p>Warta Pariwisata adalah jurnal yang menerima berbagai artikel yang berkaitan dengan pariwisata.</p> <p>Jurnal ini menyediakan wahana untuk meningkatkan kesadaran, pertimbangan dan analisis isu-isu di bidang pariwisata, dan juga mempromosikan pertukaran ide.</p> <p>Jurnal ini ditujukan terutama untuk berbagai orang yang peduli dengan pariwisata dan isu-isu terkait pariwisata di Indonesia, misalnya:<br />* Mereka yang terlibat dalam posisi perencanaan, pembuatan kebijakan, dan konsultasi;<br />* Mereka yang terlibat dalam pariwisata dan kegiatan terkait pariwisata;<br />* Mereka yang terlibat dalam pengajaran dan penelitian tentang pariwisata dan isu-isu terkait pariwisata.</p> </div> <p>ISSN: 1410-7112 - E-ISSN: 2775-4723</p> <p><a href="https://search.crossref.org/?from_ui=&q=warta+pariwisata" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://journals.itb.ac.id/public/site/images/asad/crosreff.png" alt="" width="150" height="52" /></a></p> <p><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-nd/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a><br />Kami menempelkan lisensi <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/" rel="license">CC-BY-ND 4.0 International</a> secara penuh pada seluruh artikel.</p>https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/19549 ANALISIS STABILITAS PARIWISATA PEDESAAN SEBAGAI KONDISI YANG SESUAI DENGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN2022-12-23T13:59:36+07:00Winda Fuji Angginawindaanggina@gmail.com<p>Pembangunan berkelanjutan di pedesaan dapat berkembang dari adanya sektor pariwisata, karena dapat membuka lapangan pekerjaan serta menstabilkan tingkat keuntungan yang diterima. Perbandingan destinasi pedesaan, pesisir, dan perkotaan dilakukan dalam penelitian ini untuk menentukan masalah terkait pariwisata musiman dalam tingkat tahunan di destinasi wisata yang ada di Spanyol. Penelitian ini menjawab pertanyaan mengenai apakah pariwisata musiman di lingkungan pedesaan dapat menjadi masalah atau tidak. Selain itu, tujuan dari analisis ini yaitu untuk memberi ulasan mengenai keterkaitan stabilitas pariwisata pedesaan dengan teori-teori lain dan model mengenai pariwisata berkelanjutan.</p>2022-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Winda Fuji Angginahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/18865PENGELOLAAN HOMESTAY SESUAI PROTOCOL COVID-19 DI DESA WARGASARA, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN2022-07-08T21:42:08+07:00Bangga Prameswaraprameswarabangga@gmail.com<p>Sektor pariwisata di Indonesia kini sangat menderita akibat Covid 19 atau Corona Virus Disease 19 . Pemerintah Indonesia sudah mengembangkan prosedur kesehatan standar yang akan digunakan di industri perhotelan, termasuk hotel, lokasi wisata, restoran, dan homestay untuk menghentikan penyebaran Covid 19. Hasil pengamatan yang dilakukan khususnya di sektor homestay menunjukkan protocol Covid 19 tidak diterapkan pada semua homestay yang ada. Tetapi ada kabupaten khususnya di sektor pariwisata, yang telah menerapkan protocol kesehatan. Namun, ada juga kabupaten seperti Kabupaten Banyuwangi telah mendapatkan sertifikat “new normal” untuk usaha dan mendapatkan izin protocol kesehatan dari dinas kesehatan. Hal tersebut memotivasi para akademisi melakukan riset mengenai prosedur kesehatan dalam pembangunan homestay-homestay yang ada di Indonesia, khususnya di daerah Kabupaten Serang. Mengetahui standar pengelolaan homestay di Kabupaten Serang dan membuat standarisasi aturan tata kelola homestay yang sesuai dengan protocol Covid 19 adalah tujuan dari riset ini. Observasi, wawancara dan dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk pengumpulan data. Observasi langsung, dokumentasi, wawancara dan studi literatur digunakan untuk mengumpulkan data-data yang kemudian dianalisis memakai metodologi analisis deskriptif kualitatif, diantaranya reduksi dan penyajian data, lalu penyusunan hasil kesimpulan. Berdasarkan temuan riset, protocol Covid 19 telah diterapkan sebagian di sejumlah homestay di Kabupaten Serang. Protocol Covid 19 telah mengarah pada pengembangan standar pengelolaan homestay yang mengharuskan pengelola dan pengunjung untuk mengenakan masker di area homestay, pelindung wajah, sarung tangan karet, menyediakan tempat cuci tangan umum, memeriksa suhu tubuh, menyediakan pembersih tangan umum, membawa masker sendiri dan pembersih tangan tambahan, menyediakan AC atau kipas angin, membersihkan kamar tamu dengan disinfektan, dan memasang selebaran, tanda, atau stiker tentang protocol Covid 19.</p>2022-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Bangga Prameswarahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/19885IDENTIFIKASI POTENSI GASTRONOMY TOURISM DI KOTA MALANG2022-12-23T14:10:14+07:00Shabrina Amalia Ghassani28821013@mahasiswa.itb.ac.id<p>Perkembangan makanan dan minuman yang ada pada suatu daerah tidak lepas kaitannya dengan destinasi wisata yang ada pada daerah tersebut dan potensi untuk pengembangan lebih lanjut menjadi wsata kuliner atau bahkan gastronomy tourism. Kota Malang sebagai destinasi wisata memberikan pengaruh pada perkembangan makanan dan minuman yang diolah dan menjadi komoditas perdagangan. Kuliner Kota Malang memiliki kekhasan tersendiri dan banyak tempat makan yang telah berdiri sejak berpuluh tahun lamanya. Keterkaitannya dengan banyak destinasi wisata yang ada di Kota Malang memberikan potensi untuk pengembangan gastronomy tourism, ditambah dengan nilai historis yang ada pada makanan atau tempat makan tersebut. Kota Malang belum memiliki paket atau panduan kuliner yang terintegrasi untuk wisatawan sehingga wisatawan harus mencari informasi sendiri dari internet yang seringkali kurang mengangkat aspek yang penting terkait dengan gastronomy tourism. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kuliner khas Kota Malang yang memiliki potensi untuk pengembangan gastronomy tourism di Kota Malang sehingga dapat memperkaya destinasi wisata yang ada dan mendukung pariwisata di Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif terhadap data berupa literatur yang didapatkan dari artikel yang membahas tema selaras. Selain itu dilakukan analisis terhadap pengembangan gastronomy tourism sesuai dengan teori yang berkembang. Hasil penelitian adalah Kota Malang berpotensi untuk dikembangkan menjadi gastronomy tourism terkait dengan banyaknya kuliner yang memiliki nilai historis dan didukung dengan banyaknya daya tarik wisata yang tersebar di seluruh Kota Malang. Pengembangan gastronomy tourism tersebut dapat memberikan dampak positif pada destinasi wisata Kota Malang, sehingga diperlukan adanya integrasi antara gastronomy tourism dan destinasi wisata yang didukung oleh stakeholder terkait.</p>2022-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Shabrina Amalia Ghassanihttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/19695IDENTIFIKASI TAHAPAN PENGEMBANGAN COMMUNITY BASED TOURISM DAN KERJASAMA ANTAR KOMUNITAS PADA DESA WISATA KEMBANG KUNING DAN TETEBATU NTB2022-12-23T14:02:09+07:00Annisa Lazuardinaannisa.utcbandung@gmail.comShabrina Amalia Ghassaniannisa.utcbandung@gmail.comLalu Syafril Rahmadioannisa.utcbandung@gmail.comZaki Alif Ramadhaniannisa.utcbandung@gmail.com<p>Lombok merupakan Destinasi Super Prioritas pengembangan oleh Kementrian Pariwisata. Program Desa Wisata juga menjadi prioritas lainnya dalam mengembangkan sebuah destinasi agar masyarakatnya dapat memiliki penghasilan tanpa bermigrasi ke daerah lain. Desa Wisata Kembang Kuning dan Tetebatu merupakan desa yang menjadi percontohan dan sama-sama memiliki pintu masuk ke Gunung Rinjani dan Air Terjun Sarang Walet. Sistem yang digunakan oleh kedua Desa Wisata tersebut merupakan <em>bottom-up </em>sehingga kesadaran masyarakat akan pariwisata sudah tumbuh dan dikembangkan dengan baik. Mulai dari pengelolaan <em>homestay, </em>BumDes dan juga koordinasi antar komunitasnya sudah baik. Pada penelitian ini, tahapan desa wisata tersebut akan di identifikasi menggunakan teori <em>Community Based Tourism</em> hingga menilai dampak serta efektifitas desa wisaata tersebut. Dengan adanya penghargaan kepada Desa Wisata Tetebatu dari UNWTO sebagai <em>Best Tourism Village </em>menjadikan penelitian ini patut dilakukan karena tahapan yang telah dilakukan bisa terekam dan menjadi <em>best practice </em>bagi desa yang mau mengembangkan konsep desa wisata menggunakan <em>Community Based Tourism</em>.</p>2022-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Annisa Lazuardina, Shabrina Amalia Ghassani, Lalu Syafril Rahmadio, Zaki Alif Ramadhanihttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/19829 PENGEMBANGAN AGROWISATA BERKELANJUTAN DI SEIN FARM (SEKEMALA INTEGRATED FARM) KOTA BANDUNG2022-12-23T14:07:25+07:00Muhammad Fakhri Ramadhan28822005@mahasiswa.itb.ac.idMuhammad Najih Fasya28822005@mahasiswa.itb.ac.id<p>Pengembangan pariwisata di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung diarahkan pada tema agrowisata diwujudkan ke dalam Sein Farm (Sekemala Integrated Farm). Berdasarkan kondisi eksisting terdapat permasalahan terkait keterbatasan dalam penerapan wisata komersial, kegiatan penyuluhan dan edukasi akibat dari Covid-19, belum adanya sistem informasi yang integratif dan skala pemasaran yang relatif rendah, selain itu keterbatasan akses dengan transportasi umum untuk menuju lokasi Sein Farm. Konsep pertanian terintergritas dan berkelanjutan tersebut kemudian dianalisis kedalam bentuk analisis Aktivitas wisata, Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan dan analisis SWOT yang hasilnya berupa pengembangan strategi kedepan nya di lokasi Sein Farm.</p>2022-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Muhammad Fakhri Ramadhan, Muhammad Najih Fasyahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/19582ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI ANTARLEMBAGA PADA DESTINASI EKOWISATA MANGROVE WONOREJO KOTA SURABAYA2022-12-23T14:00:50+07:00Rachmadiarazaq Rachmadiarazaqrachmadiarazaq@gmail.com<p>Ekowisata Mangrove Wonorejo merupakan destinasi wisata alam dengan luas kurang lebih 56 hektar pada Kota Surabaya yang mulai dioperasikan pada tahun 2012. Pada pengembangan destinasi Ekowisata Mangrove Wonorejo ini, keterlibatan aktor-aktor dari berbagai lembaga menjadi hal yang tidak terpisahkan, dimana aktor-aktor tersebut memiliki agenda masing-masing, namun saling bekerjasama satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Tulisan ini bertujuan menganalisis hubungan antarlembaga tersebut secara struktural berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi. Untuk menganalisis hubungan antarlembaga tersebut, analisis yang digunakan adalah <em>stakeholder analysis</em> serta analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis tersebut, diketahui bahwa terdapat 10 (sepuluh) <em>stakeholder</em> yang terlibat dalam pengembangan destinasi Ekowisata Mangrove Wonorejo yang berasal dari berbagai latar belakang, serta terdapat <em>stakeholder</em> yang menjadi penanggung jawab pada tujuan kepariwisataan maupun konservasi.</p>2022-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Rachmadiarazaq