https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/issue/feedWarta Pariwisata2022-02-17T16:43:33+07:00Alhilal Furqona.furqan@sappk.itb.ac.idOpen Journal Systems<div id="focusAndScope"> <p>Warta Pariwisata adalah jurnal yang menerima berbagai artikel yang berkaitan dengan pariwisata.</p> <p>Jurnal ini menyediakan wahana untuk meningkatkan kesadaran, pertimbangan dan analisis isu-isu di bidang pariwisata, dan juga mempromosikan pertukaran ide.</p> <p>Jurnal ini ditujukan terutama untuk berbagai orang yang peduli dengan pariwisata dan isu-isu terkait pariwisata di Indonesia, misalnya:<br />* Mereka yang terlibat dalam posisi perencanaan, pembuatan kebijakan, dan konsultasi;<br />* Mereka yang terlibat dalam pariwisata dan kegiatan terkait pariwisata;<br />* Mereka yang terlibat dalam pengajaran dan penelitian tentang pariwisata dan isu-isu terkait pariwisata.</p> </div> <p>ISSN: 1410-7112 - E-ISSN: 2775-4723</p> <p><a href="https://search.crossref.org/?from_ui=&q=warta+pariwisata" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://journals.itb.ac.id/public/site/images/asad/crosreff.png" alt="" width="150" height="52" /></a></p> <p><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-nd/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a><br />Kami menempelkan lisensi <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/" rel="license">CC-BY-ND 4.0 International</a> secara penuh pada seluruh artikel.</p>https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/17307Kebijakan Quality Tourism pada Product, Service, Management2021-10-30T11:21:08+07:00torang nasutiontoremanasution@gmail.com<p>Di dalam menyikapi kebijakan untuk menciptakan pariwisata berkualitas atau quality tourism, dibutuhkan pandangan yang holistik pada beberapa aspek. Aspek -aspek yang perlu ditinjau dalam hal ini dapat dilihat dari sisi product, service dan management. Ke tiga aspek tersebut tidak terlepas dari indikator-indikator untuk menilai sebuah pariwisata yang berkualitas di sebuah destinasi.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/16496Mengenal Konsep Quality Tourism2021-06-08T08:27:35+07:00Aqilah Nurul Khaerani Latifaqilahnkl.itb@gmail.com<p>Tren pariwisata massal yang selama ini menjadi andalan untuk mengejar kuantitas wisatawan mulai berubah menjadi pariwisata berkualitas (quality tourism) seiring pandemi Covid-19 yang berkepanjangan saat ini. Quality tourism ini juga mendorong penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di suatu destinasi wisata yang tidak hanya mementingkan dampak ekonomi, melainkan mempertimbangkan dampak lingkungan maupun dampak sosialnya. Oleh karena itu, penting mempertimbangkan tiga aspek ini dalam mengukur penerapan quality tourism (Nurjaya & Kanca, 2020), yaitu quality of experiences, quality of profit, dan quality of life.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/18121Pariwisata Super Premium di Labuan Bajo2022-02-17T15:24:32+07:00Paul J. Andjelicuspaul_jandelicus@yahoo.co.id<p>Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo telah ditetapkan menjadi Destinasi Super Prioritas (DSP) sehingga pengembangan kepariwisataan diharapkan menerapkan konsep pariwisata berkualitas. Adapun 4 sasaran utama pengembangannya meliputi 1). Nilai tambah sektor pariwisata, 2) Peningkatan devisa pariwisata, 3). Kesiapan destinasi, industri, dan masyarakat, 4). Peningkatan kapasitas SDM pariwisata di Indonesia. Untuk menunjang hal tersebut, penerapan konsep quality tourism memerlukan beberapa syarat, seperti infrastruktur, konektivitas, pemasaran, hingga daya tarik pariwisata itu sendiri.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/17759Sumber Daya Manusia Berkualitas untuk Pariwisata Berkualitas2021-12-25T22:04:05+07:00Delfta Tunjung Baswaranidelftatb@gmail.com<p>Pariwisata berkualitas saat ini menjadi tren wisata yang sangat menguntungkan karena tidak harus memiliki jumlah kunjungan wisatawan yang tinggi karena yang terpenting adalah dapat menyajikan produk wisata yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan daya beli wisatawan. Penerapan pariwisata yang dicanangkan dalam Rencana Strategis 2019-2024 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini memerlukan kesiapan sumber daya manusia pariwisata yang juga berkualitas. Hal ini karena sumber daya manusia sebagai penggerak dalam penerapan pariwisata berkualitas. Sumber daya manusia pariwisata di Indonesia cukup berpotensi jumlahnya namun keberadaannya perlu didampingi dengan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni karena akan terdapat permasalahan pengelolaan yang berdampak pada aspek lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi jika sumber daya manusia ini tidak memiliki kualitas di bidang pariwisata yang baik. Maka dari itu diperlukan pengembangan sumber daya manusia untuk memberikan layanan yang terbaik untuk wisatawan di pariwisata berkualitas, selain itu mereka akan unggul di tempat kerja, mencapai kinerja baik, mencapai kepuasan dalam bekerja sehingga kualitas yang terbangun akan terus berlanjut.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/17278“Quality Tourism “ untuk Pariwisata Indonesia2021-10-26T13:36:23+07:00Priadi Wibisonopriadi221066@gmail.com<p>Quality tourism masih belum dipahami seluruh stakeholder pariwisata. Masih banyak anggapan bahwa quality tourism hanya sebatas sarana & prasarana saja. Ini perlu dipahami bersama apa yang di maksud dengan quality tourism pengertian sampai ke turunan produk dan lainnya. Keselarasan pembangunan, regulasi, SDM, dan produk wisata membuat konsep quality tourism ini berkembang dan berjalan optimal.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/17297Kampung Adat Cireundeu Tawarkan Quality Tourism Melalui Wisata Pedesaan2022-02-17T14:26:43+07:00Adrian Agoesadrian.agoes@stiepar.ac.idNur Agustianiindahmuchtar19@yahoo.com<p>Wisata perdesaan merupakan bentuk wisata yang sangat mendukung quality tourism. Seperti yang dialami penulis saat mengikuti aktivitas wisata perdesaan ke Kampung Adat Cireundeu yang sarat dengan filosofi leluhur Sunda. Warga adat yang menjadi pemandu perjalanan wisata ini menawarkan pengalaman yang tidak sekedar jalan-jalan, namun dipenuhi pengayaan wawasan.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/18122MEMAHAMI QUALITY TOURISM SEBAGAI STRATEGI PASCA PANDEMI COVID 19 DI DESTINASI SUPER PRIORITAS BOROBUDUR2022-02-17T16:15:39+07:00Nurul Pramadikanurulpramadika@yahoo.co.idSyahrul Akbarsyahrul19001@mail.unpad.ac.id<p>Borobudur sebagai destinasi super prioritas memerlukan strategi pengembangan yang tepat pasca pandemi covid 19. Dibandingkan strategi pengembangan untuk mendapatkan jumlah kunjungan yang banyak, pada masa pasca pandemi ini, pengembangan pariwisata yang tepat adalah pengembangan quality tourism. Berbeda dengan quantity tourism, quality tourism lebih melihat kepada lama tinggal dan kepuasan wisatawan sebagai kunsumen pada suatu destinasi.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/17341Optimalisasi Potensi Budaya Menuju Pariwisata Berkualitas Pasca Pandemi di Kasepuhan Citorek2021-11-04T13:33:55+07:00Silvia Asrilsilviaici59@gmail.com<p>Merebaknya pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada sektor pariwisata dan berimplikasi pada perubahan lanskap pariwisata secara holistik. Oleh karena itu, penerapan quality tourism menjadi salah satu prinsip dalam pemulihan pariwisata sekaligus membangkitkan kembali dunia pariwisata agar mengarah pada sustainability dan resiliensi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam membangkitkan pariwisata nasional yaitu melalui optimalisasi potensi budaya lokal. Namun, di era 4.0 dengan majunya digitalisasi dan media sosial menjadi tantangan besar dalam memanfaatkan sekaligus melestarikan budaya lokal tanpa over commercialization. Secara tidak sadar, budaya menjadi subjek bagi oknum yang cenderung matrealistik yang tidak memperhatikan dampak buruk yang dapat ditimbulkan terhadap over commercialization tersebut.</p> <p> </p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/17312Kampung Kurcaci: Saat Kualitas Wisata Berbanding dengan Kualitas Lingkungan2022-02-17T14:23:07+07:00Nurul Aldha Mauliddinna Siregarnurul.aldha@gmail.com<p>Pengembangan desa wisata berbasis pariwisata berkualitas (quality tourism) sebaiknya melihat potensi melindungi lingkungan agar terjaga produktivitas kehidupan manusia. Idealisme untuk melestarikan lingkungan dalam konsep ekowisata menjadi salah satu alternatif yang perlu ditiru, Pengembangan pariwisata bersanding dengan visi misi konservasi juga diterapkan di Kampung Kurcaci, Desa Serang, Purbalingga. Keunggulan alam berupa lahan hutan Damar (Agathis Alba) seluas 2 ha menjadi daya tarik wisata utama di kampung ini. Pun juga pemuda dusun yang turut aktif dalam pengembangan desa wisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisatahttps://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/18123SAPPK ITB Dukung Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Bangunkarya2022-02-17T16:43:33+07:00Pusat perencanaan dan pengembangan kepariwistaan ITB p-p2parp2par@itb.ac.id<p>Dalam upaya mendorong pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Bangunkarya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, tim Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan topik “Pengembangan Produk Paket Wisata Berbasis Masyarakat”. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari Program Penelitian dan Pengabdian Masyarkat Unggulan, Fakultas SAPPK ITB Tahun 2021.</p>2021-12-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2022 Warta Pariwisata