Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Untuk Desain Lokasi dan Rute Pipa Bawah Laut

Authors

  • Benyamin Sadira
  • Wiwin Windupranata
  • Samsul Bachri

Abstract

Pipa bawah laut merupakan salah satu metode transportasi minyak dan gas bumi yang efektif dan efisien. Namun dalam pemasangan pipa bawah laut terdapat beberapa tantangan. Tantangan itu sendiri tak lain adalah dari kondisi laut yang sangat dinamis dan variabel lainnya. Identifikasi terhadap variabel apa saja yang ada diperlukan untuk kepentingan pertimbangan dalam penentuan desain lokasi dan rute pipa bawah laut. Penelitian ini dilakukan untuk memberi informasi variabel yang mempengaruhi dan harus dipertimbangkan dalam penentuan desain lokasi dan rute pipa bawah laut. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kajian berdasarkan literatur dan mempelajari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pipa bawah laut. Dalam pemasangan pipa bawah laut ditemukan bahwa banyak variabel yang dapat mempengaruhinya. Variabel tersebut diklasifikasikan menjadi 2 yaitu variabel alam dan variabel manusia. Variabel alam adalah variabel yang muncul akibat kondisi alam sekitar seperti aspek kimiawi dan fisis lautan. Variabel manusia adalah variabel yang muncul akibat manusia seperti aspek ekonomi, hukum, sosial, dan politik. Variabel alam dan manusia tersebut nantinya akan dianalisis sehingga didapatkan implikasi dari masing-masing variabel yang terjadi. Implikasi yang terjadi digolongkan menjadi 2 yaitu implikasi pemasangan (yang terjadi ketika perencanaan sampai pemasangan) dan implikasi operasional (yang terjadi ketika pipa sedang beroperasi). Salah satu contoh variabel alam yaitu gempa bumi yang mempunyai pengaruh terhadap ketahanan dan kestabilan pipa. Salah satu contoh variabel manusia yaitu aturan lokal yang mempengaruhi dalam instalasi pipa.

References

ABS. (2006). ABS: Guide For Building And Classing Subsea Pipeline Systems. American Bureau of Shipping, Houston, USA.

Blankenburgh, J. C. (1987). Marine Geodetic Contributons to Ocean Industry. University of Trondheim, Norway.

De Jong, C. D., Lachapelle, G., Skone, S., and Elema, I. A. (2003). Hydrography. Delft University Press, Delft, Netherlands.

DNV. (2004). Guidelines DNV-GL-15: Erosion and Corrosion in Piping Systems for Sea Water. Det Norske Veritas, Norway.

DNV. (2013). Offshore Standard DNV-OS-F101: Submarine Pipeline Systems. Det Norske Veritas, Norway.

EIA. (2014). Indonesia Analysis Brief. USA Energy Information Administration, Department of Energy, Washington DC.

Kementerian Perhubungan. (2011). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut. Jakarta.

Lee, J. (2007). Introduction to Offshore Pipelines and Risers. JYL Pipeline Consultant, Houston, Texas.

Lekkerkerk, H. J., Velden, R. V. D., Haycock, T., Jansen, P., Vries, R. D., Waalwijk, P. V., Beemster, C. (2006). Handbook of Offshore Surveying Book One. Clarkson Research Service, London.

Mian, M. A. (1992). Petroleum Engineering: Handbook for the Practicing Engineer. PennWell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma. Pp 365.

Mousselli, A. H. (1981). Offshore Pipeline Design, Analysis, and Methods. Penwell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma.

Palmer, A. C. & King, R. A. (2004). Subsea Pipeline Engineering. Penwell Corporation, Tulsa, Oklahoma.

Poerbandono & Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Refika Aditama, Bandung.

Published

2016-03-03

Issue

Section

Articles