Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (Agropolitan Development in Kulonprogro Regency, Yogyakarta)
DOI:
https://doi.org/10.5614/jpwk.2015.25.3.5Abstract
Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberhasilan pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Kulonprogo. Metode analisis yang digunakan adalah berupa pengukuran tingkat kesejahteraan petani, skala likert dan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembangunan kawasan agropolitan ini belum memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan perdesaan di Kabupaten Kulonprogo. Hal ini terlihat bahwa tingkat kesejahteraan petani padi, melon dan ketela pohon di kawasan ini masih dibawah rata-rata Kabupaten Kulonprogo. Faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana agribisnis hulu-hilir seperti bahan baku, alat mesin pertanian, irigasi, pemasaran dan kondisi jalan, sehingga menjadi hambatan utama bagi petani dalam peningkatan produktivitas serta daya beli petani.
Kata kunci: Pengembangan wilayah, pembangunan perdesaan, agropolitan, Kulonprogo
Abstract. This study aims to assess the success story of an agropolitan development in Kulonprogo District. The methods used in this research include likert scale and multiple linear regression. The result of the analysis shows that the agropolitan approach has not significantlyaffected the rural development in Kulonprogo District. Farmers' welfare in the region is still below the average of thatof the district. Factors influencing this situation are the availability of upstream-downstrem facilities for agribusiness such as raw materials, agricultural machinery, irrigation, marketing and road network, which became the main hindrance for the farmers in improving their productivity and purchasing power.
Keywords. Regional development, rural development,agropolitan, Kulonprogo.
Downloads
References
Badan Pusat Statistik. (2012) Perkembangan Nilai Tukar Petani, Harga Produsen Gabah, dan Upah Buruh. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bappenas, Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah. (2012) Pembangunan Perdesaan Dalam Perspektif Pembangunan Nasional. Jakarta: Bappenas.
Douglass, Mike. (1998) A Regional Network Strategy for Reciprocal Rural-Urban Linkages: An Agenda for Policy Research with Reference to Indonesia. Third World Planning Review 20 (1).
Friedmann, John dan Mike Douglass. (1975) Pengembangan Agropolitan : Sebuah Siasat Baru Perencanaan Regional di Asia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.
Harun, Uton Ruston. (2004) Perencanaan pengembangan kawasan agropolitan dalam sistem perkotaan regional di Indonesia. Dalam Rustadi et al. 2006. Kawasan Agropolitan, Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Bogor: Crespent Press.
Kementerian Pertanian. (2002) Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan. Jakarta: Kementerian Pertanian
Republik Indonesia. (2007) Undang-Undang No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Rustiadi, Ernan et al. (2006). Kawasan Agropolitan: Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Bogor: Crestpent Press.
Rustiadi, Ernan et al. (2008) Agropolitan: Strategi Pengembangan Pusat Pertumbuhan Pada Kawasan Perdesaan. Bogor: IPB.
Rustiadi, Ernan et al. (2011) Menuju Desa 2030. Bogor: Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W), IPB.
Rodinelli, D.A. (1985) Applied Methods of Regional Analysis: The Spatial Dimensions of Development Policy. Boulder: Westview Press.
Riduwan dan Akdon. (2010) Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutawi. (2002) Manajemen Agribisnis. Malang: Bayu Media dan UMM Press.
Soenarno. (2003) Pengembangan Kawasan Agropolitan Dalam Rangka Pengembangan Wilayah. Jakarta: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
Tarigan, Antonius. (2005) "Rural - Urban Economic Lingkages" Konsep & Urgensinya Dalam Memperkuat Pembangunan Desa. (Bagian Pertama dari Dua Tulisan). Jakarta: Bappenas
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Manuscript submitted to JRCP has to be an original work of the author(s), contains no element of plagiarism, and has never been published or is not being considered for publication in other journals. The author(s) retain the copyright of the content published in JRCP. There is no need for request or consultation for future re-use and re-publication of the content as long as the author and the source are cited properly.