Tingkat Pencemaran Perairan Ditinjau Dari Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir Kota Cilegon
DOI:
https://doi.org/10.5614/jpwk.2011.22.2.5Abstract
Perkembangan wilayah Kota Cilegon sebagai kota industri dan jasa berskala besar memberikan pengaruh tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga terhadap perubahan pemanfaatan ruang. Hal ini berpotensi memberikan dampak lingkungan terutama pencemaran pesisir. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat pencemaran pesisir berdasarkan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir sebagai masukan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cilegon. Hal ini diakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap mengidentifikasi indikator pencemaran, tahap mengidentifikasi tingkat pencemaran menurut Baku Mutu Air Laut (BMAL), dan tahap mengkaji tahapan pelaksanaan dan indikasi program pembangunan menurut RTRW. Hasil penelitian dari ketiga tahap tersebut: 1) keberadaan permukiman yang berdekatan dengan pantai maupun luasan lahan pertanian berdampak pada tingginya kuantitas limbah, 2) pencemaran bersumber dari beberapa lokasi permukiman berada di ambang batas BMAL bagi permukiman wisata, 3) kebijakan prasarana limbah di wilayah pesisir cenderung pada pengendalian limbah dari kegiatan industri serta pengendalian limbah permukiman tidak diprioritaskan.
Kata kunci: pencemaran, pemanfaatan ruang, wilayah pesisir
Development of Cilegon urban areas as large-scale industry and services city give effect not only on economic aspects, but also to changes in space utilization. This could potentially affect the environment, especially coastal pollution. Therefore, the purpose of this study was to identify the level of pollution of coastal areas based on the utilization of space in coastal areas as an input to the Spatial Plan of Cilegon. It is waged by three stages; stage of identifying pollution indicators, the stage of identifying pollution level based on the Sea Water Quality Standard (BMAL), and stage of study the implementation and development program indication in Spatial. The results of these three stages: 1) the existence of settlements adjacent to the beach and the area of agricultural land affected by the high quantity of waste, 2) pollution comes from multiple locations settlements are BMAL threshold for tourist settlements, 3) a policy of waste infrastructure in coastal areas tend to control waste from industrial activities and waste control settlements were not prioritized.
Keywords: pollution, space utilization, coastal areasDownloads
References
Bapeda Kota Cilegon. 2007. Buku Saku Badan Perencana Daerah Kota Cilegon.
Bapedal Provinsi Banten. 2004. Penyusunan Rencana Induk (Grand Design).
Cicin-Sain, B dan Knecht, RK. 1998. Integrated Coastal and Ocean Management. Island Press. Washington DC.
Clark, JR. 1996. Coastal Zone Management. Lewis Publisher. Boca Raton-Florida.
Dahuri, R; Jacub Rais; Ginting, S.P; Sitepu, M.J. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Edisi Kedua. PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Dirjen Penataan Ruang. 2007. Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Departemen Pekerjaan Umum RI.
Dwiyanti, E. 2009. Analisis Data Landsat ETM+ untuk Kajian Geomorfologi dan Penutupan / Penggunaan Lahan dan Pemanfaatannya untuk Pemetaan Lahan Kritis di Kota Cilegon. Skripsi, Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hantoro, WS. 2008. Pengaruh Karakteristik Laut dan Pantai terhadap Perkembangan Kawasan Kota Pantai. Prosiding : Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia. Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung.
KP3K-DKP. 2009. 720 hari Membangun Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan RI.
Latifah,Siti. 2004. Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Laut dan Pesisir. USU digital library.Medan.
Lutfi,Achmad 2009 Penanggulangan Terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan Pengolahan Limbah. Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://www.chem-is-try.org diakses 12 Maret 2009)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Rahayu, S.S. 2009. Industri sebagai Sumber Pencemaran. Dari http://www.chemistry. org/materi_kimia/kimia-industri/limbahindustri/industri-sebagaisumber-pencemaran. Diunduh Tanggal 4 Desember 2009.
Rais, J; Sulistiyo, B; Diamar, S; Gunawan, T; Sumampouw, M; Soeprapto, TA; Suhardi, I; Karsidi, A; Widodo, MS. 2004. Menata Ruang Laut Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.
Rencana Tata Ruang Daerah Kota Cilegon. 2000.
Simajuntak. Herbita. 2005. Kajian Tingkat Pencemaran di Perairan Pantai Losari Makassar. Tesis, Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung.
SK Meneg LH Nomor: KEP-02/MENKLH/I/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Manuscript submitted to JRCP has to be an original work of the author(s), contains no element of plagiarism, and has never been published or is not being considered for publication in other journals. The author(s) retain the copyright of the content published in JRCP. There is no need for request or consultation for future re-use and re-publication of the content as long as the author and the source are cited properly.