OPTIMALISASI JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM MENGGUNAKAN PENERAPAN DISTRICT METER AREA (DMA) PADA PDAM KABUPATEN PASAMAN BARAT UNIT SIMPANG AMPEK

https://doi.org/10.5614/j.tl.2019.25.2.2

Authors

  • Ziad Abdul Rozaq Program Studi Teknik Lingkungan, FTSL, Institut Teknologi Bandung
  • Rofiq Iqbal Program Studi Teknik Lingkungan, FTSL, Institut Teknologi Bandung

Abstract

Abstrak: Unit Simpang Ampek merupakan salah unit PDAM di Kabupaten Pasaman Barat, unit ini berada di pusat pemerintahan dan pemukiman dengan jumlah penduduk dan peningkatan jumlah penduduk tertinggi. Selain itu, unit Simpang Ampek memiliki jumlah pelanggan PDAM terbesar yaitu 4.116 sambungan dari total 7.816 sambungan di Kabupaten Pasaman Barat pada bulan Januari 2017. Sambungan pipa ini kerap kali mengalami kebocoran air sehingga PDAM Kabupaten Pasaman Barat termasuk kategori sakit dengan kebocoran mencapai 55,7% dari debit air yang didistribusikan. Oleh karena itu, PDAM harus mampu mengembangkan strategi pendekatan proaktif dalam melakukan analisis, desain, dan manajemen jaringan distribusi air melalui sistem komputasi dengan simulasi melalui perangkat lunak. Salah satu bentuk pendekatan tersebut adalah pembentukan sistem District Meter Area (DMA). Penelitian ini menggunaka 3 skenario, skenario 1 yang terdiri dari 3 zona dengan maksimal layanan 700-1.800 SR per zona, skenario 2 yang terdiri dari 4 zona dengan maksimal layanan 500-1.600 SR per zona, dan skenario 3 yang terdiri dari 5 zona dengan maksimal layanan 500-1.100 SR per zona. Berdasarkan rasio investasi, ketiga skenario tersebut masuk dalam kategori layak dengan rasio investasi sebesar 0.6 untuk skenario 1 dan 2, dan 0.7 untuk skenario 3. Berdasarkan hasil analisa teknis dan finansial, DMA skenario 3 terpilih sebagai desain yang efektif diterapkan karena pada penerapan DMA skenario 3 ini, membagi wilayah layanan distribusi Unit Simpang Ampek menjadi 5 zona. Berdasarkan hasil simulasi Epanet, Jumlah Node dengan tekanan di bawah 10 m paling kecil, yakni 9,6%. Selain itu ditinjau dari finansial, penerapan DMA Skenario 3 ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 2.322,150,000,- dengan NPV, BCR dan PP selama periode analisis 18 tahun berturut-turut sebesar Rp 33.065.419.570,- ; 1,11 ; dan 10,01 tahun. Desain DMA skenario 3 ini memiliki ukuran zona layanan yang relatif kecil untuk meningkatkan kesadaran "awarness" kebocoran pipa, perbaikan kebocoran secara aktif, mempermudah operasional penurunan kehilangan air fisik yang pada akhirnya akan mempercepat penurunan angka kehilangan air fisik.

 

Kata kunci: Simpang Ampek, PDAM, DMA, epanet


Abstract: 

Unit Simpang Ampek is one of PDAM unit in West Pasaman regency, This unit is in the centre of government and residential area, with the highest population and highest population growth rate.  Moreover, Unit Simpang Ampek has the highest number of consumer, with 4,116 of service connection from total 7,816 in January 2017. However, sometimes leakage occurs from this connection. This causes this PDAM belong to bad service category with percentage of leakage reaches 55.7% of total distributed water. Due to this condition, PDAM must develop strategy using proactive approach in analysing, design, and management of water distribution using computerizing system and software simulation. One of approaches that can be implemented is District Meter Area (DMA). This study uses 3 scenarios. The first scenario consists of 3 zones with the number of service connection between 700 and 1.800 per zone, the second scenario consists of 4 zones with the number of service connection between 500 and 1.600 per zone, the third scenario consists of 5 zones with the number of service connection between 500 and 1.100 per zone. Base on investment ratio, all these three scenarios are in feasible category with ratio investment 0.6 for the first and the second scenarios, and 0.7 for the third scenario. Based on the results of technical and financial analysis, DMA scenario 3 was chosen as an effective design applied because in the application of DMA scenario 3, divide the distribution service area of Simpang Ampek into 5 zones. Based on the Epanet simulation result, the Number of Nodes with the pressure below 10 m is the smallest, is 9.6%. In addition, in terms of financial, the implementation of DMA Scenario 3 requires an investment cost of Rp 2,322,150,000, - with NPV, BCR and PP over the 18-year analysis period in a row of Rp 33,065,419,570, -; 1.11; and 10.01 years. The DMA scenario 3 design has a relatively small service zone size to raise awareness of pipeline leakage, active leak repair, simplify operational reduction in physical water loss which will eventually accelerate the reduction in physical water loss.

Keywords: Simpang Ampek, PDAM, DMA, Epanet

References

Al-Layla, A. M. (1980). Water Supply Engineering Design. Ann Arbor Science. United State of America: Ann Arbor Science.

BPPSPAM. (2014). Pedoman Penurunan Air Tak Berekening (Non Revenue Water). Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum BPPSPAM.

BPPSPAM. (2015). Kinerja PDAM 2014 Wilayah I. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Fair, G. d. (1968). Water and Wastewater Engineering Volume II. Turonto: John Wiley and Sons .

Farley, M. (2012). The Manager's Non-Revenue Water. Malaysia: Ranhill Utilitie Berhad.

Haerdie, J. d. (1978). Hardie's Textbook of Pipeline Design. . Publication Departemen.

John, M. d. (2009). An approach to leak detection in pipe networks using analysis of monitored pressure values by support vector machine. IEEE Computer Society.

Permen PU 18/PRT/M, P. P. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Rossman, L. A. (2000). EPANET 2 USERS MANUAL. Cincinnati: National Risk Management Research Laboratory.

Rubhasy, I., & Iqbal, R. (2016). UPAYA PENINGKATAN KINERJA PDAM BERDASARKAN JALUR HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT INDIKATOR KINERJA. Jurnal Teknik Lingkungan, 23(1), 51-60.

Sari, P. R. (2012). Analisis Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Bengkuring (Perumahan Bengkuring, Kelurahan Sempaja Selatan). Samarinda: Universitas Mulawarman.

Setiabudi, d. (2012). Analisa Kinerja Jaringan dan Tingkat Kepuasan Pelanggan PDAM Kota Ungaran Kabupaten Semarang (Vol. 33). Semarang: Teknik.

Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Tanjung, Z. (2013). Kajian Kehilangan Air Pada Wilayah Pelayanan PDAM (Tirta Nauli). Medan: Universitas Sumatera Utara .

Thornton, J. R. (2008). Water Loss Control. United State of America: Second Edition. McGraw-Hill.

Wegelin, W. M. (2011). Benchmarking and tracking of water losses in all municipalities of South Africa. Magazine of the South African Institution of Civil Engineering. Volume 19 (5), pp. 22-29.

Published

2019-10-02

How to Cite

Rozaq, Z. A., & Iqbal, R. (2019). OPTIMALISASI JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM MENGGUNAKAN PENERAPAN DISTRICT METER AREA (DMA) PADA PDAM KABUPATEN PASAMAN BARAT UNIT SIMPANG AMPEK. Jurnal Teknik Lingkungan, 25(2), 19-32. https://doi.org/10.5614/j.tl.2019.25.2.2

Issue

Section

Articles