POTENSI GANGGUAN BAU GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI LINGKUNGAN KERJA PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP

https://doi.org/10.5614/jtl.2013.19.2.9

Authors

  • Shinta Herlianty Program Magister Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
  • kania Dewi Program Magister Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi gas hidrogen sulfida (H2S) di udara ambien lingkungan kerja yang berpotensi terhadap pencemaran udara, kesehatan dan kenyamanan para pekerja di lingkungan kerja PT PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap.  Data yang diambil adalah konsentrasi gas H2S pada udara ambien (disampling dengan metode basah), meteorologi, dan jawaban kuesioner oleh pekerja di lokasi yang telah ditentukan.  Hasil seluruh pengukuran konsentrasi H2S pada saat sampling berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) PER.13/MEN/X/2011 1 ppm.  Konsentrasi H2S tertinggi sebesar 0,36 ppm terdapat pada kilang FOC I (sore) dan konsentrasi H2S terendah adalah tidak terdeteksi yang terdapat pada LOC III (pagi).  Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukan nilai Hhitung sebesar  0,072< Htabelsebesar5,99 yang berarti konsentrasi H2S tidak berbeda secara nyata di pagi, siang, dan sore hari. Dibandingkan dengan NAB H2S (0,02 ppm) dari KEP. MENLH No. 50/MENLH/11/1996 tentang bau odoran tunggal, lokasi penelitian yang memiliki konsentrasi H2S di atas nilai  tersebut terdapat pada FOC I (sore), LOC III (siang), SRU (pagi), LOC II pagi), LOC I (seluruh waktu sampling), dan FOC II (sore).  Jawaban responden menunjukan sebesar 73,85 % pekerja merasa terganggu bahkan sangat terganggu dengan adanya gas H2S di lingkungan kerja.  26,15 % lainnya merasa biasa saja bahkan tidak terganggu dengan adanya gas H2S di lingkungan kerja.  Hasil uji korelasi linier menunjukkan nilai R2 0,318 yang berarti bahwa 31,8% variabel kebauan memiliki pengaruh terhadap timbulnya gangguan kenyamanan, sedangkan 68,2 % lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Para responden mengalami gangguan kesehatan berupa mata perih/merah/berair, sesak napas, pusing dengan masing"“masing persentase sebesar 7,82 %, 7,26%, dan 17,32 %.

References

Blanes-Vidal, Victoria, Esmaeil S Nadimi, Thomas Ellermann, Helle V Andersen, Per Lofstrom. (2012).

Perceived annoyance from environmental odors and association with atmospheric ammonia levels in non-urban residential communities: a cross-sectional study. Environmental Health 11:27.

Doujaiji, Bassam dan Jaffar A. Al -Tawfiq. (2010). Hydrogen sulfide exposure in an adult male. Ann Saudi Med. Jan-Feb; 30 (1): 76 - 80.

Heaney, Christopher D., Wing, Steve Wing, Robert L. Campbell, David Caldwell, Barbara Hopkins, David Richardson, dan Karin Yeatts. (2011). Relation between malodor, ambient hydrogen sulfide, and health in a community bordering a landfill. Environ Res. 2011 August; 111(6): 847-852.

Lodge, James. (1989). Methods Air Sampling and Analysis-Third Edition. Michigan: Lewis Publishers, Inc.

Maebashi, Kyoko., Kimiharu Iwadate, Kentaro Sakai, Aikihiro Takatsu, Kenji Fukui, Miwako Aoyagi, Eriko Ochiai, Tomonori Nagai. (2011). Toxicological analysis of 17 autopsy cases of hydrogen sulfide poisoning resulting fron the inhalation of intentionally generated hydrogen sulfide gas. Forensic Science International 207 (2011) 91-95.

White, Neil., Jim teWaterNaude, Anita van der walt, Grant Ravenscroft, Wesley Roberts, dan Rodney Ehrlich. (2009).

Meteorologically estimated exposure but not distance predicts asthma symptoms in schoolchildren in the environs of a petrochemical refinery: a cross-sectional study. Environmental Health 2009, 8:45.

Ndetei, Cornelius J. (2010). Noise Assesment and H2S Dispersion at Olkaria Geothermal Power Plant, Kenya. Reports 2010 number 23, Geothermal Training Programme, Untited Nations University

Nugraini, Revi Rinda. (2010).

Kajian Resiko Kesehatan Lingkungan dari Pencemar Hidrogen Sulfida di Udara Ambien (Studi Kasus Semburan Lumpur Panas Sidoarjo). EcoLab Vol 4 No 1. Januari 2010: 1 - 54.

Published

2013-10-02

How to Cite

Herlianty, S., & Dewi, kania. (2013). POTENSI GANGGUAN BAU GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI LINGKUNGAN KERJA PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP. Jurnal Teknik Lingkungan, 19(2), 196-204. https://doi.org/10.5614/jtl.2013.19.2.9

Issue

Section

Articles