Pengembangan Metode Penilaian Indikator Transportasi Berkelanjutan di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.5614/jts.2021.28.1.8Keywords:
Indeks transportasi, Kawasan perkotaan, Transportasi BerkelanjutanAbstract
AbstrakKegiatan ekonomi di suatu kawasan perlu ditunjang oleh mobilitas yang tinggi namun tetap efisien. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan pengembangan sistem transportasi berkelanjutan di suatu kawasan. Sistem transportasi yang berkelanjutan memastikan bahwa sumber daya yang digunakan untuk melakukan mobilitas pada saat ini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi generasi yang akan datang. Makalah ini mengusulkan metode penilaikan indikator transportasi berkelanjutan di Indonesia dan membagi indikator transportasi berkelanjutan menjadi tiga pilar: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu makalah ini mengusulkan metode perhitungan indikator transportasi berkelanjutan untuk 2 jenis kawasan: kawasan perkotaan, dan kawasan antar kota. Metode perhitungan indeks ini kemudian diaplikasikan untuk menghitung indeks transportasi berkelanjutan di kawasan kota-kota provinsi Jawa Barat. Untuk kawasan antar kota, perhitungan indeks untuk provinsi Jawa Barat kemudian dibandingkan dengan 4 provinsi lain di Indonesia dengan karakter yang hampir sama yaitu: Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Keywords: Indeks transportasi; kawasan perkotaan; transportasi berkelanjutan
AbstractIn many cities and countries, efficient movements for people and goods are required to support the economy. This can usually be achieved by developing a sustainable transportation system. A sustainable transportation system ensures that the resources used to provide existing transportation system will continue to be available in the future and that the externalities associated with transportation will not have negative impacts to the future generations. This paper suggests a method to calculate index to measure sustainability of the transport systems in Indonesia. The method includes a calculation for three main pillars of a sustainable transportation system: economy, social, and environment. Further, this paper suggests the methods to calculate the index for two different area: urban area and inter urban area. The suggested methods then are applied for West Java. For urban area, we calculate the index for five cities in West Java. As for intercity cases, the index for West Java than is compared with four other provinces with similar characteristics: North Sumatera, Banten, West Java, Central Java, and East Java.
Keywords: Transportation index; urban area, sustainable transport
References
Aratani, T., Todoroki, T., 2009. Analysis of Regional Disparities in Intercity Mobility in Japan, in: Eastern Asia Society for Transportation Studies.
Bappenas, 2018. Rancangan Kebijakan Perkotaan Nasional.
Brotodewo, N., 2010. Penilaian indikator transportasi berkelanjutan pada kawasan metropolitan di Indonesia. J. Perenc. Wil. dan Kota 21, 165-182.
Costa, B., Neto, G.., Bertolde, A.I., 2017. Urban Mobility Indexes: A Brief review of the literature. Transp. Res. Procedia 25, 3649-3659. https://doi.org/10.1016/j.trpro.2017.05.330
Costa, S., 2010. Development and application ISUM"i: an index of sustainable urban mobility, in: Transportation Research Board.
GIZ SUTP, 2010. Rencana Mobilitas Perkotaan: Pendekatan Nasional dan.
Hansson, J., Pettersson, F., Svensson, H., Wretstrand, A., 2019. Preferences in regional public transport: a literature review. Eur. Transp. Res. Rev. 11. https://doi.org/10.1186/s12544-019-0374-4
Indrashanty, A., Legowo, P., 2016. Aksesibilitas dan mobilitas transportasi di provinsi bengkulu dalam konteks negara maritim dan penguatan daerah tertinggal.
Moeinaddini, M., Asadi-Shekari, Z., Zaly Shah, M., 2015. An urban mobility index for evaluating and reducing private motorized trips. Meas. J. Int. Meas. Confed. 63, 30-40. https://doi.org/10.1016/j.measurement.2014.11.026
Panjaitan, A., Muis, Z.A., 2010. Kajian sistem jaringan jalan di wilayah kota pekanbaru. J. Tek. sipil USU.
Refiyanni, M., Silvia, C.S., 2018. Analisa tingkat layanan jalan dengan menggunakan metode standar pelayanan minimum (SPM). J. Tek. sipil Univ. Teuku Umar 1, 49-60.
Sulistiono, D., Mawardi, A.F., Asparini, A., Kasiati, E., 2015. Penggunaan Angka Keterkaitan untuk Penentuan Tingkat Aksesibilitas Kota / Kabupaten di Wilayah Propinsi Kalimantan Barat. J. Apl. 13, 1-6.
Travisi, C.M., Camagni, R., Nijkamp, P., 2010. Impacts of urban sprawl and commuting"i: a modelling study for Italy. J. Transp. Geogr. 18, 382-392. https://doi.org/10.1016/j.jtrangeo.2009.08.008
Wirasinghe, S.C., Kumarage, A.S., 1998. An aggregate demand model for intercity passenger travel in Sri Lanka. Transportation (Amst). 77-98.
Wiyono, S., 2012. Penggunaan sistem dinamik dalam management transportasi untuk mengatasi kemacetan di dearah perkotaan. J. Transp. FSTPT 12, 1-10.
World Council for Sustainable Development, 2001. Mobility Report.