Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO3 dan Pozolan

Authors

  • Noor Endah Mochtar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111.
  • Faisal Estu Yulianto Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111.
  • Trihanyndio Rendy S Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111.

DOI:

https://doi.org/10.5614/jts.2014.21.1.6

Keywords:

Abu sekam padi, Abu terbang, CaCO3, Jelly CaSiO3, Gambut berserat, Stabilisasi, Usia stabilisasi.

Abstract

Abstrak. Tanah gambut dikenal sebagai tanah yang sangat lunak dengan kandungan organik tinggi (75% ). Tanah gambut memiliki perilaku yang kurang menguntungkan, yaitu daya dukung yang rendah dan pemampatan yang besar. Metode perbaikan tanah, seperti: preloading dengan beban tambahan, kolom pasir, dan galar kayu telah dilakukan untuk meningkatkan perilakunya. Hanya saja, metode tersebut tidak ramah lingkungan karena menggunakan banyak tanah dan kayu. Karena itu, metode stabilisasi menggunakan kapur telah dikembangkan untuk meningkatkan perilaku gambut. Makalah ini menyajikan efektivitas penggunaan abu sekam padi (RHA) dan Fly Ash (FA) sebagai pozolon untuk dicampurkan dengan CaCO3 sebagai bahan stabilisasi dan pengaruh Usia stabilisasi terhadap perilaku tanah gambut yang distabilisasi. Dalam studi ini, digunakan 10 % Admixture-1 (30% CaCO3 +70% RHA) dan 10% Admixture-2 (30% CaCO3 +70 % FA). Pada usia stabilisasi 20-45 hari, perilaku tanah gambut yang distabilisasi meningkat secara signifikan. Pada usia peram diatas 45 hari perilaku gambut yang distabilisasi menurun karena adanya perubahan jelly CaSiO3 menjadi kristal dan terjadinya dekomposisi serat gambut. Meskipun dua jenis admixture tersebut memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan perilaku gambut berserat, tetapi Admixture-2 menunjukkan hasil yang lebih menjanjikan karena ukuran butirannya yang lebih halus dan kemudahannya dalam pelaksanaan pencampuran.

Abstract. Peat soil is known as a very soft soil with high organic content ( 75%). It has unfavorable behaviour, that is, low bearing capacity and very high compressibility. Soil improvement methods, such as: preloading with surcharge, sand column, and corduroy have been adopted to improve its behaviour. Those methods, however, are not environmentally friendly because they use a lot of irreversible materials. Because of that, stabilization method using lime had been developed to improve peat behaviour. This paper presents the effectiveness of using rice husk ash (RHA) and Fly Ash (FA) as pozolon to enhance the CaCO3 for stabilization material and the effect of curing period to the behavior of stabilized peat soil. In this study, 10% of Admixture-1 (30% CaCO3+70% RHA) and 10% of Admixture-2(30% CaCO3+70% FA) were used. During 20-45 days curing period, very significant improvement of the stabilized peat soil behaviour occured. After that, however, slightly decreament of the stabilized peat behaviour happened caused by the change of CaSiO3gel to be crystal and by the fibers peat decomposition. Although both types of admixtures gave good results in improving the stabilized fibrous peat behaviour, however, Admixture-2 gives more promising results due to its finergrain size and easier in mixing.

References

ASTM Annual Book, 1984, Standard Classification of Peat Samples by Laboratory Testing (D4427-84), ASTM, Section 4, Volume 04.08 Soil and Rock, pp 883-884.

Harwadi, F., and Mochtar, N.E., 2010, Compression Behavior of Peat Soil Stabilized with Environmentally Friendly Stabilizer (Proceedings of the First Makassar International Conference on

Civil Engineering (MICCE2010), March 9-10, 2010).

Hanrahan, E.T., 1954, An Investigation of Some Physical Properties of Peat, Geotechnique, Vol.4, No 3.

Hebib, S., and Farrell, E.R., 2003, Some Experiences on The Stabilization of Irish Peats, Canadian Geotechnical Journal 40 : 107-120.

Ilyas, T., Rahayu, W.. dan Arifin, D.S., 2008, Studi Perilaku Kekuatan Tanah Gambut Kalimantan yang distabilisasi dengan Semen Portland, Jurnal Teknologi, Edisi No. 1 Tahun XXI, Maret 2008, 1-8 ISSN 0215-1685.

Jelisic, N., Leppanen, M., 2001, Mass Stabilization of Peat in Road and Railway Construction, Swedish Road Administration, SCC-Viatek Finlandia.

Lea and Brawner, 1959, in, MacFarlane, I.C., 1959, Muskeg Engineering Handbook, National Research Council of Canada, Toronto: University of Toronto Press.

MacFarlane, I.C., and Radforth, N.W., 1965, A Study of Physical Behaviour of Peat Derivatives Under Compression. Proceeding of The Tenth Muskeg Research Conference, National Research Council of Canada, Technical Memorandun No 85.

MacFarlane, I.C., 1959, Muskeg Engineering Handbook, National Research Council of Canada, Canada: University of Toronto Press, Toronto.

Mochtar, N.E., dan Mochtar, I.B., 1991, Studi Tentang Sifat Phisik dan Sifat Teknis Tanah Gambut Banjarmasin dan Palangkaraya Serta Alternatif Cara Penanganannya untuk Konstruksi Jalan,

Dipublikasi sebagai hasil penelitian BBI dengan dana dari DIKTI Jakarta.

Mochtar, N.E., dan Rusdiansyah., 1998, Koefesien Tekanan Tanah ke Samping At Rest (Ko) Tanah Gambut Berserat serta Pengaruh Overconsolidation Ratio (OCR) Terhadap Harga Ko, Jurnal Teknik Sipil, ITB, Vol. 5 N0. 4.

Mochtar, N.E., dan Ending I.I., 1999, Aplikasi Model Gibson & Lo untuk Tanah Gambut Berserat di Indonesia, Jurnal Teknik Sipil, ITB, Vol. 6 No. 1.

Mochtar, N.E., 2002, Tinjauan Teknis Tanah Gambut Dan Prospek Pengembangan Lahan Gambut yang Berkelanjutan, Surabaya: Pidato Pengukuhan Guru Besar ITS.

Pasmar, D., 2000, Penyempurnaan Faktor Koreksi dari Parameter Pemanfaatan pada Model Gibson & Lo (1961), dan Stinnette (1998) untuk memprakirakan Pemampatan Tanah Gambut Berserat di lampung, Thesis S-2 Program Studi Geoteknik, Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS.

Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999, Tentang : Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pusat Litbang Prasarana Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 1. WSP Internasional.

Said, J.M., and Taib S.N.L., 2009, Peat Stabilization with Carbide Lime, UNIMAS E-Journal of Civil Engineering, Vol. 1: issue 1.

Wetlands International - Indonesia Programme, 2004, Peta sebaran Lahan Gambut, Luas dan Kandungan Karbon di Kalimantan, Edisi Pertama ISBN 979-95899-9-1, Bogor.

Yulianto, F.E., and Mochtar, N.E., 2010, Mixing of Rice Husk Ash (RHA) and Lime For Peat Stabilization (Proceedings of the First Makassar International Conference on Civil Engineering (MICCE2010), March 9-10, 2010).

Yulianto, F.E., and Mochtar, N.E., 2012, Behavior of Fibrous Peat Soil Stabilized with Rice Husk Ash (RHA) and Lime, (Proceedings of 8th International Symposium on Lowland Technology September 11-13, 2012, Bali, Indonesia).

Downloads

Published

2014-04-01

How to Cite

Mochtar, N. E., Yulianto, F. E., & S, T. R. (2014). Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO3 dan Pozolan. Jurnal Teknik Sipil, 21(1), 57-64. https://doi.org/10.5614/jts.2014.21.1.6

Issue

Section

Articles