Analisis Rasio Luas Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan Areal Budidaya Pertanian (Cultivated Area) dalam Desain Model Run Off Management Integrated Farming di Lahan Kering
DOI:
https://doi.org/10.5614/jts.2014.21.3.3Keywords:
Pemanenan air hujan, Run Off management integrated farming, Pertanian lahan kering.Abstract
Abstrak. Salah satu kendala lahan pertanian lahan kering adalah kurangnya ketersediaan air untuk tanaman pada musim kemarau. Pada area pertanian lahan miring, potensi run off (air limpasan) masih jarang dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi. Air limpasan ini dapat ditampung dan dimanfaatkan sebagai sebagai air irigasi di musim kemarau. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis rasio luas daerah tangkapan air (catchment area) dan daerah budidaya tanaman (cultivated area) pada sistem pengelolaan run off di lahan kering. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dan deskriptif analitik melalui pengamatan kondisi lapangan, pemetaan lokasi serta analisis potensi runoff. Lokasi penelitian adalah area lahan kering di Jatinangor. Hasil analisis runoff secara teoritisdengan metode Rasional menunjukkan bahwa jumlah kumulatif runoff dalam setahun sebesar 1160,05 m3, menunjukkan bahwa limpasan permukaan berpotensi sebagai alternatif sumber air irigasi di lahan kering. Analisis rasio daerah tangkapan dan daerah budidaya menunjukkan nilai C : CA sebesar 14,8, berarti bahwa untuk memenuhi kebutuhan air tanaman jagung pada lahan seluas 1000 m2 selama 3 kali musim tanam dalam setahun dibutuhkan daerah tangkapan air sebesar 14800 m2.
Abstract. One obstacle dryland agricultural land is the lack of availability of water for crops in the dry season. On sloping land agricultural areas, the potential for runoff (runoff) is rarely used as a source of irrigation water. Water runoff can be collected and used as a irrigation in the dry season. The purpose of this study to analyze the ratio of catchment and cultivable area of the run-off management system in dry land. The research was conducted by survey method and descriptive analytic by observation field conditions, mapping the location and analysis of potential runoff. The location of research is an area of dry land in Jatinangor. The results of the analysis of runoff theoretically with rational method showed that the cumulative runoff in a year amounted to 1160.05 m3, indicating that the surface runoff is potentially as an alternative source of irrigation in dry land. Analysis of the ratio of catchment areas and cultivated areas show the value of the C: CA 14.8, meaning that in order to meet the water needs of the corn crop in the area of 1000 m2 for 3 seasons in a year needed catchment area of 14800 m2.
References
Critchley, W., Siegert, C., 1991, Water Harvesting. A Manual for the Design and Construction of Water Harvesting Schemes for Plant Production. Food and Agriculture Organization of The United Nations - Rome.
Dwiratna, S., 2010, Model Stokastik Curah Hujan Bulanan dan Aplikasinya dalam Penetapan Jadwal dan Pola Tanam Pertanian Lahan Kering di Kabupaten Bandung, Laporan Penelitian STRANAS.Unpad. Bandung.
Nurpilihan, Dwiratna, S., Amaru, K., 2013, Kaji Terap Run off Management Integrated Farming untuk Meningkatkan Produktivitas dan Daya Dukung Lahan Kering, Laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Nurpilihan, Amaru, Kharistya, Suryadi, Edy, 2011. Perhitungan Run off pada Lahan Curam yang Ditanami Jagung Hibrida DR Unpad, Laporan Penelitian UNPAD, Bandung.
Prinz, D., and Malik, A.H., 2002, Runoff Farming, Institute of Water Resources Management, Hydraulic and Rural Engineering: Germany.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2001, Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia Skala 1:1.000.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. 37 hlm