Desain Kekuatan Sambungan Geser Tunggal Menggunakan Paku pada Lima Jenis Kayu Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.5614/jts.2018.25.1.4Keywords:
Nilai desain, eurocode 5, SNI-7973, sambungan kayu geser tunggalAbstract
Abstrak
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7973 (2013) adalah standar yang umum digunakan dalam penentuan konstruksi kayu di Indonesia. Dalam SNI-7973 terdapat cara penentuan nilai desain sambungan kayu secara teoritis yang saat ini masih mengadopsi nilai-nilai yang diperoleh dari National Desain Specification (NDS) (2012). NDS sendiri disusun berdasarkan sifat-sifat kayu berdaun jarum yang umum digunakan di Amerika. Nilai-nilai yang diadopsi tersebut tentunya meningkatkan resiko ketidaksesuaian jika digunakan langsung di Indonesia, hal ini karena Indonesia sebagai negara tropis memilki kayu dengan rentang berat jenis yang lebih besar dan didominasi oleh kayu berdaun lebar dengan struktur anatomi yang berbeda. Penelitian ini membandingkan nilai desain sambungan kayu yang diperoleh dari pengujian secara empiris dengan nilai desain sambungan yang dihasilkan secara teoritis berdasarkan SNI-7973 dan Eurocode 5 (EC-5) (2004). Hasil penelitian menunjukan nilai desain sambungan kayu terendah diperoleh pada sambungan kayu Paraserienthes falcataria menggunakan paku 10 cm sebesar 53.66 kgf dan nilai tertinggi diperoleh pada sambungan kayu Shorea laevifolia menggunakan paku 15 cm sebesar 149.89 kgf. Penentuan nilai desain teoritis SNI-7973 menghasilkan nilai lebih rendah sebesar 13.65% sedangkan EC-5 menghasilkan nilai lebih tinggi 8.87% dibandingkan nilai yang diperoleh pada pengujian empiris.
Abstract
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7973 (2013) is a standard that commonly used in the determination of wood construction in Indonesia. In SNI-7973 there is a theoretical method to determining the design value of wood connection that currently still adopt the values derived from National Design Specification (NDS) (2012). NDS itself is structured based on the properties of softwood that commonly used in America. The values adopted are certainly increase the risk of incompatibility if used directly in Indonesia, this is because Indonesia as a tropical country has wood with wider range of specific gravity and dominated by hardwood with different anatomical structures. This study compares the value of single shear wooden connection design obtained from empirical testing with theoretically generated connection values based on SNI-7973 and Eurocode 5 (EC-5) (2004). The results showed the lowest design value of wood connections obtained on Paraserienthes falcataria wood connection using 10 cm nail by53.66 kgf and the highest value obtained on Shorea laevifolia wood connection using 15 cm nail by 149.89 kgf. The determination of the theoretical design value based on SNI-7973 yielded a lower value of 13.65% while EC-5 yielded a higher value of 8.87% than the value obtained from empirical testing.
References
Agussalim, 2010, Desain kekuatan sambungan kayu geser ganda berpelat baja dengan baut pada lima jenis kayu indonesia, Tesis, Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Almeida, D.H., and Dias, A.A., 2016, Comparison Between Test Methods To Determine Wood Embedment Strength Parallel To The Grain, Revista Arvore, Vicosa MG, 40(4):741-748.
American Society for Testing and Material [ASTM], 2010, Annual Book of ASTM Standars. Section Four: Construction, Volume 0410, Wood, D- 2915-10, Standard Practise for Evaluating Allowable Properties for Grades of Structural Lumber, Philadelphia (PA): ASTM.
American Wood Council [AWC], 2012, National Design of Specification for Wood Construction ASD/LRFD 2012, Washington (US): American Wood Council.
Awaludin, A., Smittakorn, W., Hirai, T., Hayashikawa, T., 2007, Bearing properties of shorea obtusa beneath a laterally loaded bolt, J Wood Sci, 53: 204-210.
British Standarization International [BS], 1957, British Standard 373-1957: Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber, Europe : BS.
European Committee for Standardization [CEN], 2004, Eurocode 5 (EC-5) : Design of timber Structures : General Common Rules and Rules for Buildings, Brussels (BE) : CEN.
Haygreen, J.R., dan Bowyer, J.L., 1996, Hasil Hutan dan Ilmu Kayu: Suatu Pengantar, Hadikusumo, S.A., penerjemah, Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press, Terjemahan dari: Forest Products and Wood Science: An Introduction.
Hassan, R., Ibrahim, A., Ahmad, Z., Yusoff, M., 2013, Dowel-bearing strength properties of two tropical hardwoods, Proceeding INCIEC 2013: 27-36.
Sadiyo, S., 2011, Analisis sesaran batas proporsional dan maksimum sambungan geser ganda batang kayu dengan paku majemuk berpelat sisi baja akibat beban uni-aksial tekan, Jurnal Teknik Sipil: Vol. 18 No. 2.
Sandhaas, C., Ravenshorst, G.J.P., Blass, H.J., Kuilen, J.W.G.V.D., 2013, Embedment tests parallel-to-grain and ductility aspects using various wood species, Eur. J. Wood Prod. 71: 599-608. DOI: 10.1007/s00107-013-0718-z.
Standar Nasional Indonesia [SNI], 2013, Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia SNI-7973-2013, Indonesia (ID): Badan Standarisasi Nasional.
Suhardianto, A., 2013, Sifat fisis dan pengeringan kayu rambutan, nangka dan kecapi serta penggunaan larutan urea dalam pengendalian cacat pengeringannya, skripsi, Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Surjokusumo, S., Sadiyo, S., Marzufli, A., Bismo, A., Setyo, A.Ch., 1980, Sistim Keteknikan Kayu. Studi Sambungan Gang Nail dan Sambungan Paku, Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Thelandersson, S., and Larsen, H.J., 2003, Timber Engineering, England (UK): John Wiley & Sons Ltd.
Tjondro, J.A., 2007, Perilaku sambungan kayu dengan baut tunggal berpelat sisi baja akibat beban uni-aksial tarik Disertasi, Bandung (ID): Universitas Katolik Parahyangan.
Tular, dan Idris., 1981, Sekilas Mengenai Struktur Bangunan Kayu di Indonesia, Proceeding Lokakarya Standardisasi Kayu Bangunan, Bogor, Indonesia.
Ziannita, V., 2009, Nilai desain acuan sambungan double shear balok kayu pelat baja empat jenis kayu pada tiga diameter paku menurut berbagai analisis pendekatan, Skripsi, Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.