Evaluasi Geometri Pada Tikungan Black Spot (Studi Kasus Jalan Parangtritis Km 15 Desa Patalan Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul)
DOI:
https://doi.org/10.5614/jts.2019.26.3.8Abstract
Abstrak
Jalan Parangtritis Km 15 merupakan salah satu lokasi rawan kecelakaan yang memiliki tikungan tajam. Tingkat kecelakaan lalu lintas di Jalan Parangtritis Km 15 Kabupaten Bantul pada tahun 2013 "? Mei 2016 terdapat 351,8 kecelakaan. Tingkat kecelakaan yang terjadi pada tahun 2103 sebesar 51,5, tahun 2014 sebesar 137,3, dan tahun 2015 sebesar 111,5 sedangkan tahun 2016 sebanyak 51,5, dimana tingkat kecelakaan tertinggi terjadi pada tahun 2014. Untuk itu diperlukan analisis untuk mengetahui kondisi geometri sesuai pedoman Geometri Jalan Antar Kota Tahun 1997. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pengukuran langsung kondisi geometri sebenarnya, mencakup lengkung horisontal dan vertikal, lebar lajur, dan lebar bahu. Pengukuran trase jalan menggunakan alat ukur theodolith dan data lalu lintas harian tahun 2016 dari Bina Marga. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat kondisi yang sudah sesuai dengan yang belum sesuai Bina Marga 1997. Kondisi yang sudah sesuai yaitu volume lalu lintas harian rata-rata, jenis jalan kolektor kelas III, lebar jalur, lebar bahu jalan yang memenuhi syarat. Sedangkan kondisi yang belum memenuhi syarat yaitu pada jarak pandang henti, jarak pandang mendahului, ruang bebas samping dan kecepatan kendaraan.
Abstract
Parangtritis Road Km 15 was one of the prone locations to accidents (black spot) that have sharp curve. The level of traffic accidents on Jalan Parangtritis Km 15 Bantul in 2013 - May 2016 were 351.8 accidents. The accident rate occurring in 2103 was 51.5, 2014 was 137.3, and 2015 was 111.5, while the year 2016 was 51.5, where the highest accident rate was occurred in 2014 so that it needs analysis to determine the condition of geometry within the guidelines of intercity geometric 1997. The research method was using direct measurement of actual geometric condition method, include horizontal and vertical curve, lane and roadside width. Road alignment measurements was using a theodolith measuring instrument and daily traffic in 2016 wasv from Bina Marga. The results of the analysis was indicate that some criterias already meet the requirement of Bina Marga were daily traffic volume average, the type of the road and the road width unfortunately, some criterias found with less qualification were road shoulder width, stop visibility, precedence visibility, side free space and vehicle speed.
References
Aswad, Y., 2013, Analisis Kecelakaan Lalu lintas Di Kota Tebing Tinggi, Tugas Akhir, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bolla, M.E., 2013, Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu lintas Di Ruas Jalan Timor Raya Kota Kupang, Jurnal Teknik Sipil, Vol.II No.2:147-155, Kupang.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Fachrurozy, 1996, Keselamatan Lalu lintas, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hendarsin, Shirle L. 2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri, Bandung.
Ogden, K. W dan Taylor, S. Y., 1999, Traffic Engineering and Management, Institute of Transport Studies, Monash University, Australia.
Pignataro, L.J., 1973, Traffic Engineering : Theory & Practice, Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J.
Satker Perencaanaan Dan Pengawasan Jalan Nasional, 2011, Perencanaan Jalan Nasional Penhubung Lintas Kabupaten Bantul , Direktorat Jenderal Bina Marga, Yogyakarta.
Soandrijanie, L., 2008, Analisis Kecelakaan Jalan Raya Pada Jjalan Godean Km 1 - Km 5 Kabupaten Sleman, Jurnal Teknik Sipil, ISBN: 978-979-1317-98-6, Yogyakarta.
Sugiyanto, G, Mulyono, B dan Santi, M.Y, 2014, Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Dan Lokasi Black Spot Kabupaten Cilacap, Jurnal Teknik, Vol.12 No.4:259-266, Cilacap.