Translasi Pencak Silat Kedalam Film Animasi (Studi Kasus Film Kung Fu Panda)

https://doi.org/10.5614/j.vad.2017.9.2.4

Authors

  • Riyo Ramadhan Magister Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132
  • Hafiz Aziz Ahmad Magister Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132
  • Alvanov Z. Mansoor Magister Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132

Abstract

Abstrak. Sebagai tradisi yang telah membudaya dari sejak zaman dahulu kala, pencak silat lahir sebagai benteng kekuatan pertahanan diri sekaligus menjadi seni yang memperkaya khazanah kebudayaan bangsa Indonesia. Namun, kuatnya terpaan kebudayaan seni bela diri impor yang masuk (karate, kung fu, tae kwon do, muay thai, capoeira, dll), yang selalu didukung dengan berbagai kemasan media entertainment modern, membuat silat menjadi kalah populer bahkan di mata dan persepsi masyarakat Indonesia sendiri. Hal ini mengakibatkan para generasi muda memandang seni bela diri impor menjadi lebih superior ketimbang pencak silat. Jika hal ini terus berlangsung tanpa ada usaha untuk mengembangkan pencak silat melalui media modern, maka akan sangat sulit untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisi ini di masa depan. Tujuan dari makalah ini ialah untuk membuktikan dan menggali potensi animasi sebagai media alternatif yang efektif untuk memvisualisasikan adegan dan cerita bertemakan pencak silat. Adapun studi kasus yang menjadi acuan dalam penelitian ialah film animasi "Kung Fu Panda".  Penelitian ini mengkaji studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, lalu dianalisis dengan pendekatan analisis deskriptif untuk mengkaji dan mengidentifikasi pemasalahan dan solusi. Pembahasan dari makalah lebih ditekankan pada kekuatan penyampaikan cerita melalui gambar (visual storytelling) yang efektif terkait dengan pencak silat. Hasil dari penelitian ialah cara penyampaian pesan yang efektif mengenai elemen dan esensi pencak silat sebagai bentuk translasinya kedalam film animasi. Pesan tersebut dapat disampaikan dengan menggunakan aspek narasi, gesture, dan simbol yang diakomodasi dengan aspek visual storytelling.

Kata kunci: Budaya Indonesia; film animasi; Kung Fu Panda; pencak silat; visual storytelling.

Translating Pencak Silat Into An Animation Film (Case Study The Film Kung Fu Panda)

Abstract. A tradition that has been part of Indonesian culture since ancient times, pencak silat was born as a form of self-defense and at the same time has grown into an art form that belongs to the cultural treasures of the Indonesian nation. However, strong exposure to martial arts from abroad (karate, kung fu, tae kwon do, muay thai, capoeira, etc.), always supported by a variety of modern media entertainment, has made pencak silat loose prominence in the eyes and perception of Indonesians. This makes the younger generation consider foreign martial arts to be superior to pencak silat. If this continues without any effort to propagate pencak silat through modern media, it will be very difficult to preserve and develop this tradition in the future. The objective of this study was to demonstrate and explore the potential of animation as an effective alternative medium to visualize pencak silat themed scenes and stories. The animation film 'Kung Fu Panda' was used as a case study. It was examined using a descriptive qualitative method and then analyzed using a descriptive analysis approach to assess and identify problems and solutions. The discussion in this paper emphasizes the strength of delivering the story through images (visual storytelling) effectively associated with pencak silat. The result of the research is an effective way of delivering a message about the elements and essence of pencak silat translated to animated film. The message can be delivered using narrative aspects, gestures, and symbols accommodated by the visual aspect of storytelling.

Keywords: animated film; Indonesian Culture; Kung Fu Panda; pencak silat; visual storytelling.

References

Kunderem, Silat Harimau Edwel Yusri in Pendekar Trans 7, 17 April 2011, https://www.youtube.com/watch?v=3FyhnE0dDEc, (10 Mei 2015).

Howard, A., Chambers, Q. & Draeger, D.F., Pentjak Silat: The Indonesian Fighting Art, Kodansha International Ltd, Jepang & AS, 1970.

Maryono, O., Pencak Silat: Merentang Waktu, Galang Press, Yogyakarta, 1998.

Bishko, L., The Uses and Abuses of Cartoon Style in Animation, Animation Studies Online Journal, 2, 2007.

Prakosa, G., Animasi: Pengetahuan Dasar Film Animasi Indonesia, Fakultas Film dan Televisi-Institut Kesenian Jakarta, Jakarta, 2010.

Dreamworks Animation LLC, Kung Fu Panda, http://www.dreamworks. com/kungfupanda/, (15 Mei 2015).

Sullivan, K., Ideas for Animated Short: Finding and Building Stories, Focal Press, USA, 2008.

Glebas, F., Directing the Story Professional Storytelling and Storyboarding Techniques for Live Action and Animation, Focal Press, USA, 2009.

Beiman, N., Prepare to Board: Creating Story and Characters for Animated Features and Shorts, Focal Press, USA, 2007.

Jones, A. & Ollif, J., Thinking Animation: Bridging Between 2D Animation & CG, Thompson Course Technology, USA, 2007.

Caputo, T., Visual Storytelling, http://www.tonyccaputo.com/chapter/ visual-design-rules/index.html, (23 Mei 2015).

Cambrige Dictionary, Gesture, http://dictionary.cambridge.org/ dictionary/english/gesture, (23 Mei 2015).

Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika : Kode, Gaya, dan Matinya Makna, Matahari, Bandung, 2012.

Vakalis, N. Kung Fu Panda Storyboards #9, http://nassosvakalis.com/ images/PANDA/IMAGE-09.jpg, (10 Juni 2015).

Published

2017-09-07