Perbandingan Karakteristik Campuran Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) yang Dipadatkan Secara Dingin dan Panas
DOI:
https://doi.org/10.5614/jts.2017.24.3.8Keywords:
Karakteristik, CPHMA, dingin, panasAbstract
Abstrak
Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) adalah campuran yang terdiri dari agregat, asbuton butir, bahan peremaja dan bahan tambah lain yang dicampur panas dipadatkan dingin (pada temperatur ruang 30C). Karakteristik campuran dipengaruhi temperatur pemadatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh: kadar aspal residu optimum, temperatur pemadatan ideal dan perbandingan karakteristik CPHMA yang dipadatkan secara dingin dan panas. Pemadatan dilakukan pada suhu 30C, 60C, 90C, 120C, dan 150C. Diperoleh hasil, kadar aspal residu optimum 7 %; suhu pemadatan ideal 90C. Pemadatan dibawah suhu 90C memberikan porositas lebih tinggi berkisar antara (4,86-5,53)% namun masih memenuhi spesifikasi (4-10%). Pemadatan diatas suhu 90C memberikan porositas antara (2,04-3.0)%, yang lebih rendah dari spesifikasi. CPHMA yang dipadatkan pada suhu ideal 90C memberikan karakteristik Marshall, cantabro, kekakuan (stiffness), rangkak (creep), dan kelelahan (fatigue) lebih baik dibandingkan dengan CPHMA yang dipadatkan dingin.
Abstract
Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) is a mixture that consists of aggregates, asbuton particles, rejuvenating materials and other added materials, which were hot mixed and compacted cold (at ambient temperature 30C). The characteristics of the mixture were affected by compaction temperatures. The objectives of this study were to obtain: residual optimum asphalt content; ideal compaction temperature and characteristics comparison of CPHMA compacted cold and hot. Compaction were carried out at 30C, 60C, 90C, 120C and 150C. It was obtained that the optimum residual asphalt content for CPHMA mixture was 7% and the ideal compaction temperature was 90C. Compaction at temperature lower than 90C gave higher porosity, i.e between (4.86-5.53)%, nonetheless still met specification (4-10)%. Compaction at higher than 90C gave porosity between (2.04-3.0)% which were lower than the specification. CPHMA compacted at ideal 90C gave better Marshall characteristics, cantabro, stiffness, creep, and fatigue, compared to the cold compacted CPHMA.
References
Akbariawan, R., Fadiansyah, R., Djakfar, L., Bowoputro, H. 2015. Penggunaan Material Lokal Madura Terhadap Kinerja Campuran CPHMA. Malang: Universitas Brawijaya Fakultas Teknik
Alderson, A., 1995, Gyropac and Matta Training Course. Australian: Australian Road Research Board Ltd.
Balitbang PU, 2017, http://litbang.pu.go.id/litbang/product/asbuton-aspal-buton Diakses: 20 Juli 2016.
British Standard, 2005, Bituminous mixtures - Test methods for hot mix asphalt, Part 25: Cyclic compression test. BS EN 12697-25:2005.
British Standard, 2012, Bituminous mixtures - Test methods for hot mix asphalt, Part 26:Stiffness. BS EN 12697-26:2012.
British Standard, 2012, Bituminous mixtures-Test methods for hot mix asphalt, Part 24: Resistance to fatigue. BS EN 12697-24:2012.
Ditjen Bina Marga, 2013, Spesifikasi Khusus Interim Seksi 6.3 Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin CPHMA. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
Ditjen Bina Marga, 2015, Pedoman Pelaksanaan Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Cold Pavement Hot Mix Asbuton, CPHMA. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Fristyan, F., Bagus, G., Djakfar, L., Bowoputro, H., 2015, Pengaruh Suhu Pemadatan Terhadap Kinerja Marshall pada campuran CPHMA menggunakan LGA dan Aspal Minyak Penetrasi 60/70. Malang: Universitas Brawijaya Faklutas Teknik.
Hamzah, M. O., Hasan, M. R. M., Che Wan, C. N., and Abdullah, N .H., A., 2010, Comparative Study on Performance of Malaysian Porous Asphalt Mixes Incorporating Conventional and Modified Binders, Journal of Applied Sciences 10(20), pp 2403-2410, 2010, http://www.h-a-d.hr/pubfile.php?id=619, diakses 26/02/2017
Menteri Pekerjaan Umum, 2006, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 35/Prt/M/2006 Tentang Peningkatan Pemanfaatan Aspal Buton Untuk Pemeliharaan Dan Pembangunan Jalan.
Suroso, T. W., 2008, Faktor - faktor Penyebab Kerusakan Dini Pada Perkerasan Jalan.
Syukur, A. 2016. Studi Laboratorium Kuat Tarik Belah Campuran Asbuton Campur Panas Hampar Dingin. Makassar: Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik.
Thanaya, I N. A., Purbanto, I G. R., Nugraha, I N.S., 2015 Studi Karakteristik Campuran Aspal Beton Lapis Aus (AC-WC) Menggunakan Aspal Penetrasi 60/70 Dengan Penambahan Lateks. Laporan Akhir Penelitian Hibah Unggulan Program Studi, Universitas Udayana.