Analisis Spasial Risiko Banjir Bandang Akibat Keruntuhan Bendungan Alami pada DAS Krueng Teungku, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh

Authors

  • Azmeri Azmeri Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
  • Eldina Fatimah Jurusan Teknik Sipil FT Unsyiah Jalan Syach Abdurrauf No. 7 Darussalam 23111
  • Henny Herawati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jl. Rof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124
  • Devi Sundary Jurusan Teknik Sipil FT Unsyiah Jalan Syach Abdurrauf No. 7 Darussalam 23111
  • Amir Hamzah Isa Dinas Pekerjaan Umum, Bidang Pengairan, Kabupaten Pidie Jaya

DOI:

https://doi.org/10.5614/jts.2017.24.3.6

Keywords:

Ancaman, kerentanan, risiko, banjir bandang, bendungan alam.

Abstract

Abstrak

Penelitian ini menyajikan hasil analisis spasial risiko bencana banjir bandang akibat keruntuhan bendunganalam pada Daerah Aliran Sungai Krueng Teungku Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.Parameter kerentanan merupakan gabungan komponen kerentanan sosial dan kerentanan fisik. Selanjutnya dariparameter ancaman dan kerentanan tersebut, dilakukan analisis risiko melalui penentuan klasifikasi risiko bencanabanjir bandang untuk daerah hilir bendungan. Secara keseluruhan daerah berisiko seluas 32,02 hektar berdasarkanpembentukan 15 grid (100 meter horisontal x 100 meter sejajar tebing sungai). Klasifikasi tingkat risiko untukdaerah hilir bendungan alam Krueng Teungku 5 wilayah termasuk dalam Tingkat Risiko Tinggi, 8 wilayahTingkat Risiko Sedang dan 2 wilayah Tingkat Risiko Ringan. Kelas risiko sedang mendominasi seluas 23,33 hektaratau 72,85% dari luas total daerah yang berisiko. Kemudian diikuti oleh kelas risiko tinggi seluas 6,29 hektar atau19,64% dari luas total daerah yang berisiko. Kelas risiko rendah seluas 2,41 hektar atau 7,51% dari luas totaldaerah yang berisiko. Klasifikasi tingkat risiko bencana banjir bandang ini berguna untuk meningkatkankesiapsiagaan masyarakat di hilir bendungan alam untuk meminimalisir risiko bencana banjir bandang yangmerupakan bencana berulang pada Desa Beureunut.

Abstract

This research presents the results of spatial analysis of flash flood disaster risk due to the collapse of natural damat the watershed Krueng Teungku, Seulimeum sub-district, Aceh Besar Regency, Aceh Province. The vulnerabilityparameter is a combination of components of social vulnerability and physical vulnerability. Furthermore, basedon the parameters of these hazard and vulnerabilities, risk analysis was done through the determination of flashflood risk classification for downstream area of the dam. In general, the risk area covered 32.02 hectares based onthe formation of 15 grids (100 meters horizontal x 100 meters parallel river cliff). Based on risk level classificationof the natural downstream of Krueng Teungku, there were 5 areas included in the High Risk Level, 8 areas inMedium Risk areas, and 2 areas in Risk Level Light. The medium level was the most dominant category whichcovers 23.33 hectares or 72.85% of the total area. The high risk areas comprises of 6.29 hectares or 19.64% oftotal area area followed by low risk class covering an area of 2.41 hectares or 7.51% of total area. Theclassification of flash flood disaster risk level is useful to improve community preparedness in downstream of anatural dam to minimize the risk of flash flood disaster which is a recurrent disaster in Beureunut Village.

References

Azmeri, Hadihardaja, I.K., Vadya, R., 2016, Identification of flash flood hazard zones in mountainous small watershed of Aceh Besar Regency, Aceh Province, Indonesia, The Egyptian Journal of Remote Sensing and Space Sciences 19,143 -160.

Azmeri, Yulianur, A., Listia, V., 2015, Analisis Perilaku Banjir Bandang akibat Keruntuhan Bendungan Alam pada Daerah Aliran Sungai Krueng Teungku Provinsi Aceh, Vol 22 No.3, 209-218, Jurnal Teknik Sipil ITB.

Badan Penanggulangan Bencana Nasional, 2012, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum PengkajianRisiko Bencana. BNPB. Jakarta.

Borga, M., Stoffel, M., Marchi, L., Marra, F., Jakob, M., 2014, Hydrogeomorphic Response to Extreme Rainfall in Headwater Systems: Flash Foods and Debris Fows, Journal of Hydrology 518, 194-205.

Chen, S.C., Lin, T.W., Chen, C.Y., 2015, Modeling of Natural dam Failure Modes and Downstream Riverbed Morphological Changes with Different Dam Materials in a Fume Test, Engineering Geology 188, 48-158.

Direktorat Jenderal Pengairan, 1998, Laporan Penunjang Perhitungan DBA dan Klasifikasi Hazard, Penyusunan Rencana Tindak Darurat (Emergency Action Plan) Bendungan Tempuran. Kementrian Pekerjaan Umum. Jakarta.

Edwards, B., 2005, A Flash Flood Risk Assessment of the Colorado Front Range using GIS, The Significant Opportunities in Atmospheric Research and Science (SOARS). University of Oklahoma

Franz, J., Blair, John, G., Gavin, Matt., McCormick, Bill, 2010, Guidelines for Dam Breach Analysis, Office of The State Engineer Dam Safety Bransh, State of Colorado.

Jing, Z., 2010, GIS based urban flood inundation modeling, Second WRI Global Congress on Intelligent Systems, 2, 140-143.

Kurniawan, Y.T., 2012, Simulasi 1-D Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan Alam (Studi Kasus Bencana Banjir Bandang Di Sungai Kaliputih Kabupaten Jember Tahun 2006), Tesis Magister Pengelolaan Bencana Alam, Program Pascasarjana, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Karagiorgos, K., Thaher, T., Hubl, J., Maris, F., Fuchs S., 2016, Multi-vulnerability analysis for flash flood risk management, Natural Hazards, 82: S63-S87 DOI 10.1007/s11069-016-2296-y.

Nkeki, F.N., Henah, P.J., Ojeh, V.N., 2013, Geospatial Techniques for the Assessment and Analysis of Flood Risk along the Niger-Benue Basin in Nigeria, Journal of Geographic Information System, 5, 123-135.

Okereke, R.A., 2007, Incidence of Flooding in Southern Nigeria, International Journal of Environmental Issues, Vol. 5, No. 1-2, 20-28.

Plate, E.J., 2002, Flood risk and flood management. Journal of Hydrology, 267, 2-11.

Rosso, R., and Rulli, M.C., 2002, An integrated simulation method for flash-flood risk assessment: 2. Effects of changes in land-use under a historical perspective, Hydrology and Earth System Sciences, 6(3), pp. 285-294.

Seniarwan, Baskoro, D.P.T., Gandasasmita, K., 2013, Analisis Spasial Risiko Banjir Wilayah Sungai Mangottong Di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Jurnal Tanah Lingkungan 15 (1) April 2013: 39-44, ISSN 1410-7333.

Sugiarto, A., 2009, Prinsip-prinsip Zoning Regulation Kegiatan Permukiman Di Catchment Area Sistem Drainase Gunungsari Kota Surabaya. Surabaya.

Tao, J., and Barros, A.P., 2013, Prospects for Fash Food Forecasting in Mountainous Regions - An Investigation of Tropical Storm Fay in the Southern Appalachians, Journal of Hydrology Journal of Hydrology 506, 69-89.

Utomo, B.B., dan Supriharjo, R.D., 2012, Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso, Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. 1, ISSN: 2301-9271.

Wirustyastuko, D., dan Nugroho, J., 2013, Analisis Wilayah Tergenang dan Perilaku Banjir pada Simulasi Kegagalan Bendungan Ciawi, Jurnal Teknik Sipil ITB, Bandung, Vol. 20 No. 2, 129-140.

Yulaelawati, E., dan Syihab, U., 2008, Mencerdasi Bencana, PT. Grasindo. Jakarta.

Downloads

Published

2017-12-06

How to Cite

Azmeri, A., Fatimah, E., Herawati, H., Sundary, D., & Isa, A. H. (2017). Analisis Spasial Risiko Banjir Bandang Akibat Keruntuhan Bendungan Alami pada DAS Krueng Teungku, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jurnal Teknik Sipil, 24(3), 229-236. https://doi.org/10.5614/jts.2017.24.3.6

Issue

Section

Articles