Budaya Populer sebagai Kekuatan Produktif

Authors

  • Muhamad Adji Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

Keywords:

budaya populer, komoditas, ideologi, subordinat

Abstract

Tulisan ini membahas pandangan John Fiske yang berkaitan dengan budaya populer. Pandangan John didasarkan atas pandangan tentang budaya populer pada umumnya bermuara pada dua cara pandang. Cara pandang pertama memiliki kesangsian terhadap budaya populer sehingga muncul pertanyaan kritis: dapatkah budaya populer dijadikan sarana untuk melakukan wacana tanding terhadap budaya elit? Pandangan ini muncul karena para pemikir tersebut menganggap bahwa budaya populer tidak lebih sebagai budaya yang menjadi tunggangan kapitalisme sehingga mengharapkan budaya populer memiliki sikap kritis adalah hal yang utopis. Pandangan kedua memiliki harapan positif terhadap budaya populer karena memandang bahwa budaya populer merupakan arena yang terbuka bagi pertarungan ideologis. Oleh karena itu, budaya populer dapat dijadikan alat perjuangan melawan kelas elite. Dalam kapasitas tertentu, secara politis budaya populer dapat dijadikan kekuatan produktif untuk melawan sistem kekuasaan yang opresif.

Author Biography

Muhamad Adji, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

Dosen dan Peneliti Departemen Susastra dan Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

References

Barker, Chris. 2014.

Kamus Kajian Budaya (terj. B. Hendar Putranto). Yogyakarta: Kanisius.

Heryanto, Ariel. 2012.

Budaya Populer di Indonesia: Mencairnya Identitas Pasca-Orde Baru. Yogyakarta: Jalasutra.

Marcuse, Herbert. 2000.

Manusia Satu Dimensi (terj: Silveter G. Sukur dan Yusup Priasudiarja). Yogyakarta: Bentang.

Storey, John. 2007.

Cultural Studies dan Kajian Budaya (terj. Laily Rahmawati). Yogyakarta: Jalasutra.

Published

2019-04-30

Issue

Section

Book Review