KAJIAN MORALITAS TEKNOLOGI PINTU PERLINTASAN KERETA API (Studi Kasus: Pintu Perlintasan Kereta Api Cikudapateuh Bandung)
Abstract
Kecelakaan kereta api merupakan salah satu peristiwa transportasi yang sering terjadi di Indonesia. Salah satu permasalahan yang mengemuka adalah persoalan pintu perlintasan kereta. Kecelakaan yang sering terjadi di sekitar pintu perlintasan disebabkan kelalaian petugas penjaga pintu atau sikap dari para pengemudi yang nekat. Faktor manusia dan teknologi sering menjadi sorotan dalam banyak kasus kecelakaan kereta api. Konsep mengenai determinisme teknologi dan konstruksi sosial memang merupakan dua kutub yang seolah-olah saling berlawanan dalam melihat suatu fenomena teknologi. Tulisan ini membahas bagaimana suatu pintu perlintasan kereta api dipandang sebagai salah satu unsur teknologi yang berperan penting dalam menjaga keselamatan manusia. Kajian ini mengamati faktor manusia dan nonmanusia dalam melihat moralitas teknologi pintu perlintasan kereta api di Cikudapateuh, Bandung. Kata Kunci: teknologi, moralitas, pintu perlintasan kereta api, transportasi Train wreck is one of the transportation accidents that often occur in Indonesia. One of the problems that often arise is that of railroad crossings due to negligence of the officers in charge or to reckless motorists. Human factors and technology are often in the spotlight in many cases of train accidents. The concept of technological determinism and social construct is a two-seemingly-contradictory view of technological phenomena. This paper outlines how rail crossings are viewed as an element of technology that plays an important role in human safety. This study observes human and non-human factors in perceiving the morality of railroad crossings technology in Cikudapateuh, Bandung. Keywords: technology, morality, railway crossings, transportationReferences
Izazaya, Eizora. (2012). Kajian taksonomi kecelakaan kereta api di Indonesia menggunakan human factors analysis and classification system (HFACS). Tesis Magister Institut Teknologi Bandung. Tidak diterbitkan: Bandung.
Latour, Bruno. (2009). Where are the missing masses? the sociology of a few mundane artifacts. Dalam Deborah G. Johnson dan Jameson M. Wetmore. Technology and Society: Building Our Sociotechnical Future. London: The MIT Press
Lefebvre, Henri. (1991). The production of spaces.Translated by Donald Nicholson-Smith. Oxford: Blackwell.
Republik Indonesia. (2005). Peraturan direktur jenderal perhubungan darat. Jakarta: Kementerian Perhubungan
Riswan, Oris. (2013). Ini data kecelakaan di perlintasan ka di Bandung. Diakses dari m.sindonews.com
Yuliar, Sonny. (2009). Tata kelola teknologi. Bandung: Penerbit ITB