PENGGUNAAN FLOUTING DALAM TAYANGAN HUMOR OPERA VAN JAVA SEBAGAI CERMIN BUDAYA KOMUNIKASI KONTEMPORER

https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2014.13.3.7

Authors

  • Ririn Sri Kuntorini Universitas Islam Bandung
  • Mahaputra Aditya Pradana Universitas Islam Bandung

Abstract

Tanpa adanya prinsip kerja sama, interaksi manusia akan jauh lebih sulit dan kontraproduktif. Prinsip kerja sama dan kaidah Grice tidak spesifik hanya untuk sebuah percakapan tetapi dapat digunakan untuk interaksi lisan pada umumnya. Tayangan humor Opera van Java melakukan flouting maksim dengan sengaja ataupun tidak. Jika hal itu terjadi, makna yang disampaikan pun berbeda dari ucapannya. Dalam percakapan, flouting sering dimanipulasi oleh penutur untuk menghasilkan efek pragmatik negatif, misalnya dengan sarkasme atau ironi. Para pemain Opera van Java melakukan flouting agar dapat menyembunyikan kebenaran yang utuh dan memanipulasi kata-kata yang dituturkan demi menghibur penonton. Ketika sengaja melakukan flouting maksim, penutur melakukannya dengan tujuan mengungkapkan beberapa implikatur. Dengan demikian, maksim tetap dipandang baik ketika prinsip-prinsipnya dipatuhi, begitu juga ketika tidak dipatuhi atau diambangkan. Kata kunci: prinsip kerja sama, flouting, implikatur In the absence of cooperative principles, human interactions will be far more difficult and counter productive. The cooperative principles and Gricean rules are not only specified to a conversation but to oral interactions in general. Utterances found in the humorous show of Opera van Java are mostly flouting the maxim, both intentionally and unintentionally. When it happens, the conveyed meaning will be different from what is actually said. In a conversation, flouting is often manipulated by speakers to produce negative pragmatic effects, such as sarcasm or irony. Opera van Java actors use flouting in order to hide the real truth and manipulate their utterances to entertain the audience. Moreover, if the speakers deliberately flout the maxim, they intentionally do that in order to reveal some implicature. Therefore, a maxim is still considered good when its principles are followed, as well as when the maxim is not followed or ignored. Keywords: cooperative principles, flouting, implicature

References

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Austin, John L.(1962). How to do things with words. Great Britain: Oxford University Press.

Brown, P.& Levinson, S.C. (1987). Politeness some universals in language usage. Cambridge: Cambridge University Press.

Djajasudarma, T. Fatimah. (1993). Metode linguistik ancangan metode penelitian. Bandung: Uvula.

Grice, H. Paul. (1975). "Logic and Conversation" , in P. Cole and J.L. Morgan eds, Syntax and Semantics, Vol. 3 New York: Academic Press.

Grundy, Peter. (2005). Doing Pragmatics. London: Oxford University Press.

Gunarwan, Asim. (2004). Dari pragmatik ke pengajaran bahasa (makalah seminar bahasa dan sastra indonesia dan daerah). IKIP Singaraja.

Huang, Yan. (2007). Pragmatics. New York: Oxford University Press.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. (2007). Pengantar (metode) penelitian bahasa. Yogyakarta: Caravastibooks.

Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder (Penyunting). (2007). Pesona bahasa: langkah awal memahami linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Leech, Geoffrey. (1993). Prinsip-prinsip pragmatik (terjemahan). Penerbit: Universitas Indonesia (UI-Press).

Levinson, S.C. (1983). Pragmatics.Cambridge: Cambridge University Press.

Mahsun. (2007). Metode penelitian bahasa, tahapan strategi, metode, dan tekniknya, edisi revisi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mey, Jacob. (2005). Pragmatics: an introduction. Oxford: Blackwell.

Moleong, Lexy. (1993). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahardi, R. Kunjana. (2003). Berkenalan dengan ilmu bahasa pragmatik. Malang: DIOMA.

--------------. (2005). Pragmatik: kesantunan imperatif bahasa indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rustono. (1999). Pokok-pokok pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Searle, John R. (1976). Expression and meaning: studies in the theory of speech acts. Cambridge: Cambridge University Press.

Setiawan, Arwah. (1990). "Teori Humor" dalam Majalah Astaga, No.3 Th.III, 34-35.

Sudaryanto. (1992). Metode linguistik ke arah memahami metode linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

--------------. (1993). Metode dan aneka teknik analisis bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Univ. Press.

Thomas, Jenny. (1995). meaning in interaction: an introduction to pragmatics. London/New York: Longman.

Thomas, Linda & Shan Wareing. (2007). Bahasa, masyarakat, dan kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijana, I Dewa Putu. (1996). Dasar-dasar pragmatik. Yogyakarta: ANDI.

Yule, George. (1993). Pragmatics. New York: Oxford University Press. (2006). Pragmatik, terjemahan oleh Indah Fajar Wahyuni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamus

Kridalaksana, Harimurti. (1984). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia.

Published

2014-12-01

Issue

Section

Articles