PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOKULTUR DI ITB: MENJADIKAN MANUSIA BERKEADABAN?
Abstract
ABSTRAK
Teknokultur yang dalam definisinya mengandung konsep saling-hubungan (feedback atau interdependent) antara teknologi dan kebudayaan mengindikasikan bahwa seorang lulusan Program Pendidikan Magister Teknokultur seharusnya memahami benar makna saling-hubungan tersebut. Dengan demikian, materi-materi mata kuliah yang perlu ditawarkan dalam Prodi Magister Teknokultur haruslah dapat mewujudkan pemahaman yang benar itu. Pada gilirannya melalui pemahaman ini, pemaknaan implikasi dari konsep saling-hubungan dalam konteks pola-pola kehidupan sosial dapat diperoleh dengan jelas (clear dan distinct). Suatu fenomena (fenomena teknokultur) menyangkut dua aspek: struktur dan perilaku. Perilaku suatu fenomena ditentukan oleh strukturnya. Ada dua macam struktur, struktur fisik dan struktur pembuatan keputusan. Keputusan-keputusan yang dibuat manusia, pada hakikatnya merupakan salah satu tahap terpenting dalam suatu siklus tertutup proses belajar manusia akan suatu fenomena yang menjadi fokus perhatiannya. Dalam proses belajar yang primitif, keputusan dihasilkan oleh suatu model mental, yang mana budaya memainkan perannya dalam model mental ini. Banyak kekurangan yang dijumpai dalam proses belajar yang hanya mengandalkan model mental. Salah satu kekurangannya adalah ketidakmampuan model mental membangun pemahaman yang lengkap akan keberadaan perilaku kompleksitas dinamis (dynamic complexity) suatu fenomena teknokultur. Agar proses belajarnya efektif, proses belajar yang berdasarkan model mental itu perlu dilengkapi dengan suatu model ekplisit. Model eksplisit yang diperlukan adalah suatu model yang dapat mengakomodasi konsep saling-hubungan dalam suatu fenomena teknokultur serta implikasinya terhadap pola-pola kehidupan sosial. Paradigma berpikir sistem (systems thinking) dan metodologi system dynamics (dinamika sistem) dapat dipertimbangkan sebagai mata kuliah wajib yang diberikan di Prodi Magister Teknokultur ITB.
Kata kunci: struktur, perilaku, model mental, systems thinking, system dynamics
References
Daftar Pustaka
Forrester, J. W. (1969). Urban Dynamics. Cambridge, Mass.: MIT Press.
Forrester, J. W. (1971). Counterintuitive Behavior of Social Systems.
Technology Review, 73 (3), 52-68.
Forrester, J. W. (1994). Policies, decisions, and information sources for modeling. In Morecroft (1994), pp. 51-84.
Morecroft, J. D. W. & Sterman, J. D. (Eds.). (1994). Modeling for Learning Organizations. Portland, OR: Productivity Press.
Randers, J. (Ed.). (1980). Elements of the System Dynamics Method. Waltham, MA: Pegasus Communications.
Richardson, G.P. & Pugh III, A. L. (1981). Introduction to System Dynamics Modeling with Dynamo. The MIT Press, Cambridge, Massachusetts.
Richardson, G. P. (1991). Feedback Thought in Social Science and Systems Theory. University of Pennsylvania Press, Philadelphia.
Richmond, B. (1993). Systems thinking: critical thinking skills for the 1990s and beyond. System Dynamics Review, 9 (2), 113-133.
Sasmojo, S. (2004). Sains, Teknologi, Masyarakat dan Pembangunan. Program Pascasarjana Studi Pembangunan ITB.
Schon, D. (1992). The theory of inquiry: Dewey's legacy of education. Curriculum Inquiry, 22 (2), 119-139.
Senge, P. M. (1990). The Fifth Discipline: the art and practice of the learning organization. Doubleday/Currency, New York.
Shaw, D. B. (2008). Technoculture: The Key Concept. Oxford: Berg.
Sterman, J.D. (2004). Business Dynamics: Systems Thinking and Modeling for a Complex World. Mc Graw Hill.
 
						 
							













