PENGARUH EFISIENSI WAKTU PADA SISTEM PENGAIRAN SATU TITIK SARANA TANAM VERTIKAL TERHADAP PERUBAHAN AKTIVITAS MENYIRAM TANAMAN OLEH MASYARAKAT KAMPUNG KOTA

https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2017.16.1.6

Authors

  • Audit Yulardi
  • Andar Bagus Sriwarno FSRD ITB
  • Dwinita Larasati FSRD ITB

Abstract

ABSTRAK

 Dalam pelaksanaan program Kampung Berkebun di Kota Bandung, masyarakat yang sebagian besar berprofesi utama bukan sebagai petani mendapati kendala dalam perawatan tanaman produktif seperti sayuran. Hal ini dikarenakan warga harus meluangkan waktunya untuk menyiram tanaman secara rutin setiap hari. Sedangkan kesediaan waktu luang sebagian besar selepas aktivitas utama selesai, sehingga aktivitas tersebut sering terabaikan. Untuk mempermudah aktivitas tersebut perlu adanya pengembangan sistem penyiraman tanaman yang mengutamakan efisiensi waktu. Pengembangan sistem ini dilakukan melalui uji coba terhadap responden di wilayah studi kasus RT. 2, RW. 2, Kelurahan Kacapiring, Kota Bandung. Hasil dari penelitian menunjukkan sistem pengairan terhubung melalui satu titik lebih efisien dalam konsumsi waktu saat melakukan aktivitas penyiraman tanaman. Pada pengamatan uji coba terlihat adanya perubahan perilaku warga dari yang sebelumnya tidak rutin melakukan penyiraman tanaman, menjadi lebih rutin.

 Kata kunci: kampung berkebun, pertanian kota, sistem penyiraman.

 

ABSTRACT

 In the implementation of Kampung Berkebun Program in Bandung, people who mostly work as other than farmers face a major problem in tent a productive plants like vegetables. It is because the residents have to take some time to water the plants regularly every day, while there are lack of willingness from most residents in their spare time. Most of their times are spent for  the primary activity such as working or doing business, so that the activity is often overlooked. To facilitate these activities necessity, the medium planting development is concern in plant watering system that priorities in time effective and efficiency. The development of this system is conduct through a trial against the residents of RT. 2, RW.2, Kampung Berkebun, Bandung. The results of the research showed single point connected irrigation system is efficiently reduce the time consumption in watering activity. Observation of the medium planting trial shows that the resident's behaviour in watering plant are changes. They watering the plants more regular than before.

 

Keywords: urban farming, irrigation, verticulture, kampung berkebun.

References

DAFTAR PUSTAKA

Bareja, Ben G. (2010) : Intensify Urban Farming, Grow Crops in the City http://www.cropsreview.com/urban-farming.html. Diakses pada 14 Mei 2015.

Budihardjo, E. (1992) : Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan, Penerbit Alumni, Bandung.

Islami, Titiek dan Utomo, Wani. (1995) : Hubungan Air, Tanah, dan Tanaman, IKIP Semarang Press, Semarang.

Lindman dan Renstorm (2014) : How to Design for Sustainable Behaviour, Chalmers, publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/142461.pdf, Sweden.

Setiawan, B. (2010) : Kampung Kota dan Kota Kampung: Tantangan Perencanaan Kota di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Perencanaan Kota, Universitas Gajah Mada (pp. 1-20). Universitas Gajah Mada, Yugyakatra.

Widjaja, Pele. (2013) : Kampung Kampung Kota Bandung, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Published

2017-04-28

Issue

Section

Articles