PENYELENGGARAAN PENGUKURAN TINGKAT KEMISKINAN DI BADAN PUSAT STATISTIK: PENDEKATAN TEORI JEJARING-AKTOR
Abstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis praktik penyelenggaran pengukuran kemiskinan di Badan Pusat Statistik. Untuk memahaminya menggunakan metode kualitatif yaitu Teori Jaringan-Aktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kaidah-kaidah statistik dalam setiap tahapan pengukuran memberikan manfaat sekaligus kerugian. Tahap demi tahap, mengakibatkan hilangnya efek lokalitas, partikularitas, materialitas, multiplisitas, dan kontinuitas. Sehingga, diakhirnya yang tinggal hanya berupa angka-angka. Tetapi pada setiap tahap, sesuatu yang baru ditambahkan, sehingga memperoleh manfaat kompatibilitas, standardisasi, teks, sirkulasi, dan eksplanasi. Pola interaksi antara pelaku pengukuran dan objek pengukuran terjadi pemisahan agar prinsip 'objektivitas' terpenuhi. Sehingga, pengukuran kemiskinan tidak mendorong terjadinya pembelajaran sosial melalui interaksi. Berdasarkan temuan ini, dalam pengukuran kemiskinan perlu adaya interaksi sosial yang bersifat dialogis antara penyelenggara pembangunan, penyelenggara pengukuran, dan masyarakat yang diukur. Melalui interaksi ini dapat digali informasi-informasi penting untuk memperkaya statistik kemiskinan dalam mendukung kebijakan-kebijakan pembangunan Indonesia.
kata kunci: statistika, pengukuran kemiskinan, pembangunan, reduksi, dan pembelajaran sosial