PENGEMBANGAN DESAIN BATIK KONTEMPORER BERBASIS POTENSI DAERAH DAN KEARIFAN LOKAL

https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2018.17.3.7

Authors

  • Desy Nurcahyanti Universitas Sebelas Maret, Fine Art Study Program, Faculty of Arts and Design
  • Tiwi Bina Affanti Universitas Sebelas Maret, Textile and Craft Study Program, Faculty of Arts and Design

Keywords:

batik, industri kreatif, kebaruan, kearifan lokal

Abstract

Pasar nasional, regional, dan internasional menampilkan batik sebagai subjek representasi Indonesia dengan nilai-nilai dan makna luhur. Kemajuan teknologi informasi memberikan peluang tanpabatas untuk pengembangan batik. Permasalahan muncul ketika praktisi, pemerintah, pemegang modal,dan akademisi mendapat tantangan dari pasar untuk menampilkan kebaruan. Tantangan tersebut bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas batik di era industri kreatif. Pengusaha dan perajin batik berperan menjawab tantangan dengan inovasi pengembangan produk.Kebaruan konsep pengembangan desain batik kontemporer Indonesia secara garis besar terletak pada potensi unggulan daerah dan kearifan lokal masyarakat. Konsep pengembangan berbasis kearifan lokal bersifat strategis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan menggunakan pendekatan budaya visual, dari aspek fenomena sosial dan pasar. Penerapan konsep pada sentra usaha dan batik di seluruh Indonesia efektif menjaga keberlangsungan usaha batik. Ciri khas disesuaikan dengan potensi unggulan dan budaya tradisi serta menambahkan unsur tren di masyarakat.

 

 

National, regional and international markets represented batik as Indonesian heritage with supreme values and meanings. Information technology progress provides unlimited opportunities for batik development. Problems arise when practitioners, government, capital holders and academics was challenged by the market to display novelty and sanity. The purpose of this challenge is to improve batik's quality and quantity in the creative industries era. Entrepreneurs and batik artisans respond to this challenge with product innovations. The novelty of developing Indonesian contemporary batik design concept was broadly shown in the superior potential aspect of region and communities local wisdom. The concepts of local wisdom-based development are strategic. This research used qualitative method, visual culture approach from social phenomena and market aspect. That application works out into business centers and batik clusters. It is effective to maintain the sustainability of batik business in Indonesia. Finally, batik's characters are adapted to superior potential, traditional culture, and added elements of trends in society.

References

Atkinson, P. dan Delamont, S. (2011). SAGE qualitative research methods volume VI. Point in 66th Volume IV "Reembodying Qualitative Inquiry" by Margarete Sandelowski. USA: SAGE Publications.

Bastomi, S. (2012). Estetika kriya kontemporer dan kritiknya. Semarang: UNNES Press.

Frankfort-Nachmias, C., Nachmias, D., dan DeWaard, J. (2014). Research methods in the social sciences. Minnesota: Macmillan Learning.

Handayani, S. R. (2016). Peran Fakultas Seni Rupa dan Desain dalam pengembangan Batik Pacitan, dalam Makalah yang Dipresentasikan sebagai Narasumber Lokakarya pengembangan

potensi unggulan desa bidang industri kreatif berbasis sumber daya desa pada 18 Mei 2016.

Hoffman, J. M. (2002). The journal of decorative and propaganda arts design, culture, identity. The Wolfsonian-Florida International

University: MIT Press.

Kertajaya, H. (2007). Siasat bisnis: menang dan bertahan di abad Asia Pasifik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Keyes, Ralph. (2004). The post-truth era: Dishonesty and deception in conteporary life. USA: St. Martin's Press.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchtar D. (2008). Indonesian batik: A cultural beauty. Jakarta: TREDA dan Departemen Perdagangan RI.

Nurcahyanti, D. (2015). Larang an motif: The boundary between priyayi and kawula in karaton Surakarta Hadiningrat, dalam Prosiding Dipresentasikan Pada Javanese Royal Lifestyle Conference. Surakarta: Institut Javanologi LPPM UNS.

Nurcahyanti, D. (2016). Workshop dan sosialisasi pengembangan desain Batik berbasis potensi unggulan Sukoharjo sebagai upaya perlindungan aset budaya, dalam Prosiding Dipresentasikan pada Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peran Perguruan Tinggi dalam Meningkatkan Kewirausahaan dan Karsa Cipta Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat pada 31 Maret 2016. Jakarta: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti.

Pangestu, M. E. (2008). Rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2009-2015. Jakarta: Departemen Perdagangan RI.

Patton, M. Q. (2015). Qualitative research and evaluation methods. USA: SAGE Publications. Redaksi. 2016. Paraf: Kolektif visi dan inspirasi edisi 02. Majalah. Jakarta: PT. Ide Untuk Indonesia.

Rizali, N. (2012). Metode perancangan tekstil. Surakarta: UNS Press.

Sarwono dan Nurcahyanti, D. (2014). The development of traditional batik dalam Asian Journal of Social Sciences & Humanities Vol. 3 (2) Mei 2014. Oyama: Lena & Luna Publishing.

Setyawan, A. N. (2016). Model pengembangan Desa Wisata Batik Girilayu berbasis budaya lokal sebagai konsep strategis pengembangan ragam tujuan wisata (destination branding) "kantong budaya' dalam format laporan hasil penelitian. Surakarta: LPPM UNS.

Soedibyo, M. (2003). Busana keraton Surakarta Hadiningrat.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Sunarya, Y. Y. (2014). Digitalisasi kreatif motif dalam gaya desain dunia. Bandung: Penerbit ITB.

Tim, P. (1997). Pelaksanaan pendidikan dan latihan pemasyarakatan

teknologi batik dalam rangka pengembangan motif corak tradisional di yogyakarta dalam format laporan hasil kegiatan. Yogyakarta: Departemen Perindustrian dan Perdagangan R.I, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.

Veldhuisen, H. C. (2007). Batik Belanda 1840-1940: Pengaruh Belanda pada batik Jawa, sejarah dan kisah-kisah di sekitarnya. Jakarta: Gaya Favorit Press.

Yudhoyono, A. (2010). Batikku: Persembahan cinta tak berkata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Published

2019-01-03

Issue

Section

Articles