The Signification of Nyeni: Tanda-Gambar dalam Komunikasi-Rupa

Authors

  • Pindi Setiawan

DOI:

https://doi.org/10.5614/jkvw.2009.1.2.1

Abstract

Di dalam komunikasi rupa diketahui ada dua model, yaitu model komunikasi yang dibangun dalam masyarakat tulis (literate) dan model komunikasi yang dibangun dalam masyarakat tutur (non-literate). Derida (1982 dalam Ouzman, 2000: 32) menyatakan bahwa logika komunikasi masyarakat tutur tidak sama dengan komunikasi dari masyarakat modern yang berbudaya tulis. Masyarakat tutur adalah sekelompok orang yang belum atau tidak terbiasa dengan budaya tulis, masyarakat itu misalnya orang pedalaman (primitif), anakanak, nelayan, petani dan tentunya masyarakat prasejarah. Primadi (1991: 686) dalam penelitiannya menyatakan bahwa gambar yang dibuat masyarakat prasejarah mempunyai derajat kesamaan cara menggambar setinggi 92,105% dengan gambar anak, gambar tradisional dan gambar primitif. Oleh Primadi ketiga gambar itu dimasukkan ke dalam golongan gambar pendahulu, yaitu gambar yang mencerminkan cara berkomunikasi dari masyarakat tutur.

Bila masyarakat tutur sudah mempunyai cara untuk berkomunikasi melalui gambar, maka tentunya perlu mengkaji sifat-sifat gambar yang terkait dengan tanda-tanda komunikasi. Fokus tulisan ini akan membahas sifat-sifat khas gambar yang menjadi tanda-tanda dalam komunikasi rupa. Pengkajian keilmuan tanda-tanda komunikasi khas gambar didasarkan keilmuan bahasa rupa. Hal ini karena keilmuan bahasa rupa dibangun dalam konteks perupaan, bukan bahasa seperti pada semiotik.

Downloads

Published

2015-04-24

Issue

Section

Articles