PEMANFAATAN LIMBAH SPENT CATALYST SEBAGAI CAMPURAN PAVING BLOCK DAN BATAKO
Abstract
Abstrak: Dewasa ini, kegiatan perindustrian di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat, terutama industri minyak dan gas bumi. Hal ini berdampak pada meningkatnya limbah B3 yang memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dibuang ke landfilll. Salah satu limbah B3 yang banyak dihasilkan adalah limbah spent catalyst yang berasal dari hasil proses perengkahan hidrokarbon yang mencapai sedikitnya 17 ton per hari. Pengelolaan limbah B3 di Indonesia merujuk pada PP No. 18/2009 jo PP No.85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Salah satu langkah pengelolaan itu adalah dengan cara solidifikasi, yaitu pengubahan karakteristik fisik-kimia pada limbah B3 dengan penambahan senyawa pengikat (aditif) sehingga pergerakan logam berat dapat dihambat. Analisis karakteristik awal dilakukan terhadap limbah spent catalyst untuk mengetahui kadar total logam berat dan kadar oksida logam yang terdapat dalam limbah. Dari pemeriksaan karakteristik fisik-kimia tersebut, didapat hasil bahwa limbah spent catalyst dapat digunakan sebagai pengganti binder dalam pelaksanaan campuran solidifikasi ini. Kandungan logam berat yang terdapat dalam limbah juga telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Bapedal No. 03/1995. Pada penelitian ini juga terdapat analisis ekonomi untuk menilai kelayakan benda uji selain dari segi teknik, dan juga analisis sensitivitas sehingga dapat diketahui harga produksi setiap variasi dan faktor apa saja yang mempengaruhi harga produksi tersebut apabila harga bahan baku material mengalami peningkatan.
Kata kunci: analisis ekonomi, kuat tekan, paving block, solidifikasi, spent catalyst.
Abstract : Nowadays, industrial activity in Indonesia has increased along with the increasing needs from society, especially in oil and gas industry. This has resulted in the increasing of B3 waste that require further processing before being discharged into landfill. One of the hazardous waste produced in oil and gas industry is spent catalyst waste from the hydrocarbon cracking process that reached at least 17 tons per day. Hazardous waste management in Indonesia, referring to the PP. 18/2009 jo PP No.85/1999 on the Management of Hazardous and Toxic Waste (B3). One of the steps of hazardous waste management is solidification,which is the conversion of physical-chemical characteristics of the hazardous waste with the addition of a binder compound (additive) so that the movement of heavy metals may be inhibited. Analysis of basic characteristics are made for the spent catalyst waste to determine the total concentration levels of heavy metals and metal oxides contained in waste. From the examination of physical-chemical characteristics, the result is that the waste spent catalyst can be used as binder subtitute and fine aggregate mixture in the implementation of this solidification. The content of heavy metals contained in the waste also has to meet quality standards set by Bapedal No. 03/1995. In this research, other than in terms of technique, there are also economic analysis to acknowledge the feasibility of the specimen, as well as sensitivity analysis so that it can be seen every variation's production rates and what factors affect the price of production if prices of raw materials increased.
Key words: compressive strength, economic analysis, paving blocks, solidification,spent catalyst
References
Annual Book of ASTM Standard, volume 04.02. Concrete and Agregates. 1997
Atiyah, Rahmi. 2010. Pemanfaatan Limbah Pasir Silika dan Slag sebagai Bahan Solidifikasi. Laporan Tugas Akhir, ITB. Bandung
Agnes. 2005. Pemanfaatan Fly Ash pada Pembakaran Batu Bara di Industri Tekstil melalui Proses Solidifikasi. Laporan Tugas Akhir, ITB. Bandung.
Damanhuri, Enri. 2004. Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Diktat Kuliah Jurusan Teknik Lingkungan, ITB. Bandung
Primanda, Adisti. 2008. Kajian Solidifikasi/Stabilisasi Limbah Pabrik Bearing. Laporan Tugas Akhir, ITB. Bandung.
Bagampadde U., 1999, Optimization of Steel Slag Aggregates for Bitominous Mixed in Saudi Arabia, Journal of Materials in Civil Engineering. Vol 11.Issue 1.
Sugiri, Saptahari. 2002. Teknologi Beton. Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan. 2005. Vol I. No. 1.
Sugiri, Saptahari. 2002. Pengenalan Rekayasa dan Bahan Konstruksi. Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan. Penerbit ITB. Bandung.
Keputusan Kepala BAPEDAL No. : KEP-03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Berbahaya dan Beracun.
Maslehuddin M, Alfarabi M, Shammem M, Ibrahim M, dan Barry M, 2003, Comparison of Properties of Steel Slag and Crusher Limestone Aggregate Concrete, Construction and Buliding Materials, Vol 17: pp. 105-112.
Malviya R dan Chaudhary R., 2006, Factor Affecting Hazardous Waste Solidification/Stabilization: A review, Journal of Hazardous Waste, B137: pp. 267-276.
Winurdiastri, Rika. 2005. Tugas Akhir Studi Karakteristik Lumpur Tsunami dan Kemungkinan Pemanfaatan Sebagai Bahan Bangunan (Studi kasus : Lumpur dari Krueng Cut, Aceh Besar). Teknik Lingkungan ITB.
Atici U dan Ersoy A., 2008, Evaluation of Destruction Spesific Energy of Fly Ash and Slag Admixer Concrete Interlocking Paving Block (ICPB), Construction and Building Materials, Vol 22: pp.1507-1514.
Qasrawi Hisham, Shalabi Faisal, dan Asi Ibrahim, 2009, Use of Low CaO Unprocessed Steel Slag in Concrete as Fine Aggregate, Construction and Building Materials, Vol 23: pp. 1118-1125.