PENGARUH UMUR LUMPUR TERHADAP KINERJA BIOREAKTOR MEMBRAN DALAM BIODEGRADASI ZAT WARNA AZO REMAZOL BLACK-5

Authors

  • Mohammad Faiz Jatnika
  • Agus Jatnika Effendi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung 40132

Abstract

Abstrak: Masuknya zat warna azo ke lingkungan tidaklah diinginkan tidak hanya karena karena zat warna tersebut memiliki warna yang menurunkan nilai estetik tetapi juga karena beberapa zat warna azo dan penguraiannya bersifat toksik serta mutagenik . Pengolahan zat warna azo umumnya dilakukan dengan kombinasi pengolahan biologi anaerob-aerob, dimana kondisi anaerob berfungsi untuk menurunkan kadar warna, sedangkan kondisi aerob berfungsi untuk mengolah zat organik dan senyawa aromatik yang muncul sebagai hasil biodegradasi zat warna. Senyawa aromatik yang terdapat dalam air akan dapat meningkatkan toksisitas dari hasil pengolahan apabila tidak tercapai pengolahan yang sempurna. Salah satu alternatif pengolahan yang dapat dilakukan adalah dengan bioreaktor membran (BRM), yang merupakan kombinasi proses lumpur aktif dengan sistem membran, di mana membran dapat menggantikan unit gravitasi sedimentasi tradisional dalam proses lumpur aktif yang dapat beroperasi pada beban organik yang tinggi, namun lahan yang dibutuhkan lebih sedikit. Bioreaktor membran terdiri atas tangki anoksik, tangki kontak, dan tangki stabilisasi.. Umpan terdiri dari zat warna azo Remazol Black-5 dan ko-substrat berupa limbah industri tempe sebagai sumber organik. Pada penelitian ini, akan ditinjau pengaruh umur lumpur terhadap kinerja bioreaktor membran (BRM) dalam biodegradasi zat warna azo remazol black-5 . Kinerja bioreaktor membran (BRM) terhadap penyisihan warna dan COD diamati melalui hasil analisis sampel dari tangki umpan, anoksik, kontak, stabilisasi dan effluen yang diambil dari dasar tangki. Hasil kinerja bioreaktor membran mencapai efisiensi tertinggi pada umur lumpur 20 hari, dengan penyisihan warna dan penyisihan COD dalam air limbah mencapai 85%.

References

Komala, Puti Sri. Effendi, Agus Jatnika. Wisjnuprapto. (2009). Penggunaan Limbah Tempe dalam Biodegradasi Zat Warna Azo Menggunakan Bioreaktor Membran Aerob-Anaerob. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia.

Georgiou D., Metallinou C., Aivasidis A., Voudrias E., Gimouhopoulos K. (2004). Decolorization of azo-reactive dyes and cotton-textile wastewater using anaerobic digestion and acetate-consuming bacteria. Biochemical Engineering Journal, 19, 75-79

Hong S.P., Bae T.H., Tak T.M., Hong S., Randall A. 2002. Fouling control in activated sludge submerged hollow fiber membrane bioreactors. Desalination, 143,219-228.

Komala, Puti Sri. (2007). Pengolahan Limbah Tekstil dengan Bioreaktor Membran. Proposal Disertasi S-3 Program Studi Teknik Lingkungan ITB.

Malik, P. K. (2004). Dye Removal from Wastewater Using Activated Carbon Developed from Sawdust: Adsorption Equilibrium and Kinetics. Journal of Hazardous Material. B113. 81-88.

Metcalf, Eddy. (2003). Wastewater Engineering - Treatment and Reuse (3rd edition).McGraw-Hill, New York.

Pallice, Alfieri. (2008).Effect of SRT on the Performance of MBRTreating Municipal Sewage.Science Direct. Journal of Membrane Science 317 65-70

Schoeberl Paul, Brik Mounir, Bertoni Marina, Braun Rudolf, Fuchs Werner. (2005). Optimization of operational parameters for a submerged membrane bioreactor treating dyehouse wastewater. Separation and Purification Technology, 44, 61-68.

Zhang J., Padmasiri S.I., Fitch M., Norddah B., Raskin L., Morgenroth E. 2006.Influence of cleaning frequency and membrane history on fouling in an anaerobic membrane bioreactor. Desalination, 207, 153-166.

Published

2011-04-01

How to Cite

Jatnika, M. F., & Effendi, A. J. (2011). PENGARUH UMUR LUMPUR TERHADAP KINERJA BIOREAKTOR MEMBRAN DALAM BIODEGRADASI ZAT WARNA AZO REMAZOL BLACK-5. Jurnal Teknik Lingkungan, 17(1), 91-99. Retrieved from https://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/article/view/8210

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)